Bondowoso
Komisi II DPRD Bondowoso Temukan Ratusan Ton Pupuk Bersubsidi di Kecamatan Wonosari Tidak Terserap
Memontum Bondowoso – Komisi II DPRD Bondowoso melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) terkait dengan kelangkaan dan mahalnya pupuk bersubsidi, Kamis (03/02/2022). Sidak dipimpin langsung oleh Ketua Komisi II, Andi Hermanto S Sos.
Dalam Sidak tersebut, Politisi PDI-Perjuangan ini didampingi sejumlah anggota, seperti Andi Wijaya, Basriyanti, Abdul Majid, Zaki Imron dan Abdul Latif. Kali ini yang menjadi target adalah Kecamatan Wonosari-Bondowoso. Pantauan Memontum.com, sebelum turun ke sasaran, rombongan Komisi II bertemu dengan Sekcam, PPL, pemilik kios dan distributor di Kantor Kecamatan Wonosari. Masing-masing anggota menyampaikan pemikirannya tentang kelangkaan pupuk bersubsidi.
“Saya heran, pada saat petani mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi dan kalaupun ada harganya diatas Harga Eceren Tertinggi (HET), ternyata pada tahun 2021, ada ribuan ton pupuk bersubsidi tidak terserap,” keluh Andi.
Baca juga :
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
- Skybridge Penghubung Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Terus Dimatangkan
- Kantongi 12 Penyebab dan Alasan Anak Putus Sekolah, Pj Wali Kota Malang Tekankan Intervensi Penanganan
- Dishub Kota Malang Bidik Sisi Eks Bioskop Kayutangan Heritage Jadi Titik Parkir Pengajuan Lahan
Khusus di Kecamatan Wonosari, lanjut politisi yang juga mengaku sebagai petani ini, tahun 2021 digerojok 1.141 ton. Namun, yang terserap hanya 935 ton. Dirinya lalu mempertanyakan kemana sisanya, 206 ton tersebut.
Andi mempertanyakan itu kepada distributor pupuk yang hadir. Dirinya mempertanyakan kalau ada kelebihan sisa pupuk bersubsidi, kenapa tidak dijual pada petani yang membutuhkan. Herannya, ketika Andi mepertanyakan kelebihan stok tersebut, distrbutor mengatakan jatahnya kios. Namun ketika ditanya kios mana, distributor tersebut kebingungan.
“Dengan jawaban distributor tersebut, saya menduga, penyebab kelangkaan pupuk bersubsidi merupakan ulah distributor. Disisi lain, PPL selalu disalahkan dalam kasus ini, kasihan,” jelasnya. Harusnya, dalam penyaluran pupuk bersubsidi, distributor menggandeng PPL. Karena PPL yang mempunyai data yang terangkum dalam E-RDKK. Kenyataannya, PPL tidak tahu kemana pupuk bersubsidi tersebut disalurkan. (zen/gie)