Berita Nasional
KSP Dorong Sektor Industri Terapkan Ekonomi Sirkular
Memontum Jakarta – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Agung Krisdiyanto, menekankan pentingnya sektor industri segera melakukan transformasi ekonomi ke arah yang lebih ‘hijau’. Yakni, dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular. Di mana, masalah global saat ini dihadapkan pada masalah keterbatasan sumber daya primer, baik berupa air, energi maupun bahan baku.
“Ekonomi sirkular menjadi jawaban dunia industri untuk Green Economy, Sustainable Development Goal dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup,” kata Agung saat melakukan verifikasi lapangan terkait penerapan ekonomi sirkular pada sektor industri manufaktur, yakni PT Fajar Surya Wisesa di Cikarang Bekasi, Kamis (14/07/2022) tadi.
Sebagai informasi, ekonomi sirkular merupakan model industri baru berfokus pada reducing, reusing dan recycling, yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Konsep ini, bukan hanya fokus terhadap pengolahan limbah. Namun, juga selanjutnya menggunakan proses produksi, di mana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang sehingga terjadi saving yang besar terutama untuk sumber daya alam.
Indonesia sendiri, telah mengadopsi ekonomi sirkular ke dalam visi dan strategi pembangunan, khususnya pada lima sektor industri. Yakni, makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil dan plastik. Dalam implementasinya, pemerintah memasukkan ekonomi sirkular sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMN 2020-2024.
Baca juga :
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
- Peduli Wilayah Kekeringan, Bunda Indah Distribusikan Tangki Air Bersih untuk Masyarakat
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Agung mengungkapkan, penerapan ekonomi sirkular memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri. Seperti efisensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang dapat didaur ulang, pencegahan pembuahan sampah ilegal dan emisi, serta penciptaan lapangan kerja baru.
“Hasil studi Bappenas pada 2021, implementasi konsep ekonomi sirkular dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru, dan berpotensi menambah PDB hingga Rp 642 triliun pada 2030. Jadi sudah satnya sektor industri kita mengubah konsep ekonomi linier menjadi sirkural,” ujarnya
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Fajar Surya Wisesa, Yustinus Kusumah, mengakui bahwa penerapan sirkular di sektor industri terutama manufaktur sudah menjadi keharusan, agar tetap menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan. Sebab, jelas dia, konsumen saat ini tidak hanya melihat kualitas produk, namun juga memperhatikan aspek lingkungan.
“Untuk itu kami terus mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiensi dan evektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan,” tutur Yustinus.
PT Fajar Surya Wisesa sendiri sebuah industri manufaktur yang memproduksi kertas kemasan, dengan menggunakan bahan baku kertas daur ulang. Selain memasok ke perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, tiga puluh persen hasil produksi juga diekspor ke sejumlah negara. (hms/ksp/gie)