Banyuwangi

Kunjungi Posyandu Jiwa, Bupati Banyuwangi Disuguhi Keahlian Pasien Pemulihan Jiwa Lakukan Seni Jaranan

Diterbitkan

-

BERDAYA: Bupati Banyuwangi saat melakukan program Bunga Desa dengan mengunjungi Posyandu Jiwa. (pemkab for memontum)

Memontum Banyuwangi – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, berkesempatan melihat langsung keahlian para pasien dengan gangguan mental atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) saat menampilkan seni jaranan, di Balai Dusun Karangrejo, Desa Cluring, Kecamatan Cluring, Kamis (27/06/2024) tadi. Kesempatan itu diperolehnya, saat di sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) dan karena di Banyuwangi sendiri terdapat Posyandu Jiwa yang khusus menangani pasien dengan gangguan mental atau ODGJ.

Di Posyandu itu, pasien selain mendapat pelayanan pemulihan kesehatan mental, juga dilatih dan diberdayakan sesuai dengan kemampuan. Caranya, yaitu dengan melibatkan relawan dari masyarakat sekitar serta pendampingan dan pengawasan tim kesehatan jiwa dari Puskesmas. Sementara pasien, ada yang diarahkan sebagai pelaku seni, penjahit hingga usaha kuliner.

“Ini program yang sangat baik. Selain kesehatan mentalnya dipulihkan, para pasien ODGJ juga diberdayakan. Sehingga, lebih mudah bagi mereka untuk diterima masyarakat. Lewat program ini, para pasien ODGJ mendapat dukungan warga sekitar dan harapannya bisa segera pulih,” kata Bupati Ipuk.

Program Posyandu kesehatan jiwa ini, digagas oleh Puskesmas Benculuk, Kecamatan Cluring. Program ini, melibatkan masyarakat sekitar yang tergabung dalam relawan ‘Kader Jiwa’ yang bertugas membantu tim kesehatan jiwa Puskesmas.

Advertisement

Sekedar diketahui, saat ini total ada 10 kader jiwa yang terlibat. Para kader ini akan menyampaikan informasi terkait keberadaan dan perkembangan kondisi pasien, lalu menginformasikan kepada tim Puskesmas ketika ada suspek ODGJ baru di masyarakat.

Baca juga :

“Setelah mendapatkan informasi, tim kami akan meninjau langsung di lapangan. Kami akan melakukan skrining untuk memastikan apakah memang mengalami gangguan mental atau tidak. Skrining juga diperlukan untuk menentukan jenis penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien,” kata Kepala Puskesmas Benculuk, Tatiek Setyaningsih.

Warga yang memang dinyatakan mengalami gangguan mental, ujarnya, akan dilakukan penanganan lanjutan. Seperti pemberian obat dan terapi mental oleh tenaga perawat jiwa.

“Dalam terapi kami, selain ada obat yang harus diminum secara rutin, mereka juga kita beri kesibukan sesuai dengan bakat dan minatnya,” tambahnya.

Advertisement

Saat ini, ada 14 pasien ODGJ yang aktif memeriksakan diri ke Posyandu Jiwa di Puskesmas Bencukuk. Tim juga siaga 24 jam jika sewaktu-waktu ada laporan dari warga.

“Selain tim Puskesmas, juga melibatkan unsur Forpimka dalam penanganan ini,” jelasnya. (kom/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Lewat ke baris perkakas