Surabaya

Mahasiswa UMS Edukasi Siswa Cara Deteksi Makanan Berbahaya

Diterbitkan

-

Mahasiswa UMS Edukasi Siswa Cara Deteksi Makanan Berbahaya

Memontum Surabaya – Banyaknya makanan dengan warna dan bentuk yang menggoda mata. Terlebih anak-anak yang mudah terpancing oleh jajanan di depan sekolah. Namun, di luar dari pengawasan orang tua, anak-anak tak banyak menyadari akan bahan-bahan dan kandungan yang ada dalam jajanan.

Boraks, pewarna, formalin dan bahan-bahan berbahaya yang terkandung dalam makanan perlu adanya uji untuk mengetahui kandungannya. Akan tetapi, dari hasil temuan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) mampu mengetahui kandungan boraks dan pewarna yang ada dalam makanan.

Yakni soda kue (mampu mendeteksi pewarna tekstil) dan air perasan kunyit (mendeteksi adanya boraks). Dari hasil penelitian dengan tingkat keakuratan 80% ini, dikenalkan dan dipraktikkan ke siswa SD Muhammadiyah 24 Kota Surabaya.

“Jadi adik-adik kita ajak belajar bersama, untuk mengetahui makanan mana saja yang mengandung boraks dan pewarna. Agar adik-adik juga bisa selektif lagi untuk membeli jajanannya dan kesehatannya,” kata Putri Widya Ningrum, salah satu mahasiswa UM Surabaya, Jumat (22/2/2019). Untuk pembuatannya pun, Putri mengatakan jika tidak sulit. Bahan-bahannya pun selalu ada di dapur rumah, dan caranya pun mudah untuk dipraktikkan.

Advertisement

“Kalau larutan kunyit sendiri kita hanya membutuhkan airnya saja, dengan cara diparut lalu diperas, kemudian diambil airnya. Untuk soda kuenya hanya dilarutkan dengan air hangat,” ujarnya.

Setelah bahan sudah diracik, untuk mengetahui makanan mengandung boraks atau pewarna. Anak-anak diberi arahan, kalau makanan yang mengandung boraks terkena air kunyit akan berubah warna menjadi kemerahan/kecokelatan. Dan hanya menunggu selama dua sampai tiga menit saja, sudah terlihat hasil dari reaksi.

“Dari penelitian kita, jika ada perubahan warna itu berarti terdeteksi adanya boraks. Keakuratannya 80%. Jadi di dalam kunyit itu ada curcumin yang bisa mendeteksi adanya boraks,” jelas Putri.

Dengan bahan-bahan sederhana dan mudah ditemukan, para siswa akan mudah mempraktikkan setelah pulang dari kegiatan edukasi yang diberikan mahasiswa UM Surabaya. Dan diharapkan, adik-adik siswa SD Muhammadiyah 24 dapat lebih selektif dalam memilah makanan yang mengandung boraks dan pewarna. Tak hanya memberi edukasi saja, tetapi para murid juga telah membawa jajanan kesukaan mereka untuk dibawa dan diuji secara langsung. Hal ini dilakukan, agar adik-adik dapat menguji dan mempraktikkan sendiri.

Advertisement

“Jadi yang dibawa adik-adik disini memang kebanyakan kesukaan mereka dan tadi banyak yang berubah warnanya. Berarti mereka tahu, bahwa makanan-makanan yang mereka konsumsi itu ada identifikasi ada boraks,” tambahnya. Sementara itu, Norma Setyaningrum sebagai Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 24 mengatakan, jika acara ini termasuk kegiatan pesantren karakter dan memperingati hari gizi nasional.

“Materi mendeteksi gizi pada makanan anak. Deteksi pentol dan sosis atau makanan yang biasanya dimakan anak-anak. Apakah mengandung pewarna dan lainnya,” ujarnya saat anak-anak didiknya mempraktikkan air kunyit dan larutan soda kue. Setelah adanya edukasi dari mahasiswa FIK UM Surabaya, Norma berharap setelah anak-anak sudah dapat mendeteksi dengan sendiri. Ke depannya tidak memakan makanan sembarangan. (est/ano/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas