Kota Malang
MAMPU Angkat Pekerja Rumahan Capai Taraf Hidup Sejahtera
Memontum Kota Malang – Peran Pekerja Rumahan dalam perekonomian Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab dengan campur tangannya, mulai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga perusahaan multinasional, mampu berkembang dan maju hingga memiliki aset dan omzet berkali lipat. Namun hal ini berbanding terbalik dengan kondisi ekonomi para pekerja rumahan itu sendiri.
Dari data litbang, disebutkan bahwa para pekerja rumahan hanya memperoleh pendapatan sekitar 20-40 persen dari Upah Minimum Regional (UMR). Tak hanya itu, meski bekerja tahunan belum diakui sebagai pekerja. Sehingga perlindungan hukum dan jaminan sosial tidak didapatkan, sementara resiko kerja sangat tinggi.
“Jika dikerjakan di rumah, tentunya juga berdampak kepada keluarga, dengan resiko jadi lebih tinggi lagi,” ungkap Ir. Cecilia Susiloretno, Sekretaris Jendral Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia (MWPRI) Kota Malang, dalam serial Kampanye Publik “Lindungi Pekerja Rumahan” dengan tema pertama “Siapa Pekerja Rumahan dan Kenapa Kita Harus Peduli”, di Atria Hotel Malang, Rabu (5/9/2018).
Kampanye ini merupakan bagian program MAMPU (Kemitraan Australia-Indoresia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan) dan Jaringan Radio KBR, bersama empat mitra Program MAMPU pada Area Tematik Perbaikan Kondisi Kerja, yakni Bina Keterampilan Pedesaan (BITRA), Mitra Wanita Pekerja Rumahan Indonesia (MWPRI), Trade Union Rights Center (TURC), dan Yayasan Annisa Swasti (Yasanti). Kampanye ini terdiri dari kegiatan talkshow di empat kota, yakni Malang, Medan, Yogyakarta, dan Jakarta, serta kompetisi menulis esai bagi mahasiswa se-lndonesia yang diadakan mulai 5 September hingga 24 Oktober 2018.
Kampanye ini bertujuan menyebarluaskan informasi tentang kondisi pekerja rumahan kepada masyarakat luas. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang mengetahui tentang kondisi pekerja rumahan dan tergerak untuk mendukung upaya advokasi perlindungan pekerja rumahan.