Kediri
Mas Dhito Fasilitasi Kepemilikan Drone untuk Dukung Pengelolaan Kawasan Agropolitan Bagi Petani Milenial Kediri
Memontum Kediri – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) bekerjasama dengan Hasana Drone, melakukan peluncuran program kepemilikan drone untuk petani milenial. Program ini digelar, seiring dengan harapan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, yang selama ini menggelorakan smart farming untuk mendukung pengelolaan kawasan agropolitan di Kabupaten Kediri.
Melalui manajemen pertanian menggunakan teknologi modern, Mas Dhito-sapaan akrab Bupati Kediri, diharapkan dapat menyemangati kalangan petani milenial. “Saya rasa ini program yang sangat bagus untuk membangkitkan semangat teman-teman petani milenial,” tegas Mas Dhito, Kamis (17/11/2022) tadi.
Secara detail, Pelaksana Tugas Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, Anang Widodo, menyampaikan bahwa dalam program itu akan dicari dua orang petani millenial sebagai operator drone melalui proses seleksi. Mereka yang nantinya lolos seleksi, akan melakukan kontrak kerja dengan Hasana Drone selama setahun. Dimana nantinya, tiap orang diberi target melakukan penyemprotan 2000 hektar lahan.
Baca juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
“Setiap bulannya, operator tersebut akan diberikan gaji. Selanjutnya, begitu target telah tercapai, maka drone akan menjadi milik yang bersangkutan,” ungkapnya.
Bagi petani yang akan menggunakan jasa penyemprotan, tambahnya, maka petani bisa menggunakan drone dengan dikenakan biaya Rp 175 ribu untuk luas lahan 1 hektare. Biaya itu, dinilai jauh lebih murah dibandingkan penyemprotan secara manual menggunakan tangki.
Kemudian, lanjutnya, dari segi waktu untuk penyemprotan menggunakan drone, akan jauh lebih efektif dan cepat. Karena setiap 1 hektare lahan, nantinya hanya membutuhkan waktu 10 menit. Selain efisien dari waktu dan biaya, penyemprotan menggunakan drone itu dinilai efektif dalam pengendalian hama.
“Menggunakan drone ini juga bisa digunakan untuk gerakan pengendalian hama secara serentak. Karena, lahan yang bisa terjangkau lebih luas,” terangnya. (kom/pan/sit)