Kota Malang
Masyarakat Kota Malang Sambut Antusias Gelaran Gerakan Pasar Murah
Memontum Kota Malang – Antusiasme masyarakat Kota Malang dalam gelaran Gerakan Pangan Murah (GPM) yang telah diinisiasi oleh Pemerintah Kota Malang, disambut luar biasa, Senin (16/10/2023) tadi. Dari pantauan Memontum.com, antrian yang terjadi dalam kegiatan tersebut begitu panjang. Masyarakat sendiri, nampak antusias membeli bahan pokok dengan harga yang relatif terjangkau.
Seperti salah satu warga asal Simpang Candi Panggung, Kota Malang, Rokayah (51), pihaknya mengaku bahwa dengan adanya gelaran tersebut tentu bisa membantu dirinya untuk membeli bahan pokok yang dibutuhkan dalam sehari-hari. Pasalnya, terdapat perbedaan harga dengan yang dijual di pasaran.
“Tadi saya beli telur, kalau biasanya di luar itu Rp 24 ribu di sini tadi hanya Rp 22 ribu. Ada perbandingannya Rp 2 ribu. Tapi tetap dibatasi hanya boleh membeli 2 kg saja. Kemudian juga beras SPHP dari Bulog tadi Rp 51 ribu per 5 kg. Memang ada perbedaan harga di sini dan di pasaran,” ujar Rokayah, saat sedang mengantri membeli telur.
Kemudian, pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut nantinya bisa dirutinkan dan tidak hanya dilakukan di Kelurahan Merjosari saja. Namun, juga di masing-masing kelurahan yang ada di Kota Malang.
Baca juga :
“Saya tahu infonya dari guru anak saya, Alhamdulillah ada kegiatan seperti ini. Harapannya kalau hisa dirutinkan termasuk di kelurahan lainnya dan alhamdulillah ini tadi tidak ada persyaratan khusus,” tambahnya.
Senada dengan itu, Warga Merjosari, Yuli, juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya harga yang dijualkan di kelurahan tersebut lebih murah dibanding dengan harga di pasaran. Seperti, pada harga minyak menurutnya ada perbedaan harga sebesar Rp 3 ribu.
“Perbandingannya kalau di pasar harga minyak 2 liter sekitar Rp 37 ribu di sini tadi Rp 34 ribu itu yang merk sunco danblebih murah. Saya senang dengan adanya kegiatn ini karena harganya sangat terjangkau,” ucap Yuli.
Pihaknya berharap, ke depan kegiatan tersebut nantinya bisa dirutinkan tiap satu bulan sekali dan penjualan barang komoditi bisa lebih dilengkapi lagi. Seperti mie, tepung dan kebutuhan bahan pokok sehari-hari.
“Kalau bisa lebih dilengkapkan lagi, maksudnya ada mie, ada tepung, jadi kebutuhan pokok sehari-hari. Kalau di sini tadi cuma ada minyak, beras, gula dan telur. Kemudian juga ada kentang, cabai dan tonat. Insyaallah tadi saya beli semua untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuh Yuli. (rsy/sit)