Kota Malang

Menristekdikti Resmikan Graha Polinema dan Gedung Kuliah Terpadu

Diterbitkan

-

Menristekdikti Resmikan Graha Polinema dan Gedung Kuliah Terpadu

Orasi Ilmiah Revolusi Industri 4.0 dan Saksikan Penyerahan Masjid Raya An-Nur

Memontum Kota Malang — Usai memimpin “Rapat koordinasi Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI)”, di Hotel Singhasari, Batu, Senin (12/3/2018), dimana Politeknik Negeri Malang (Polinema) didapuk sebagai tuan rumah. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Ak.,M.Si., Ph.D, meresmikan Graha Polinema dan Gedung Kuliah Bersama, sekaligus menyaksikan penyerahan Masjid Raya Annur dari alumni kepada Direktur Polinema.

Graha Polinema memiliki konsep ramah lingkungan yang mengutamakan efisiensi energi/penghematan energi, yang dibangun secara bertahap mulai awal tahun 2012. Memiliki luas gedung 12.920 m2, berlantai 5 termasuk basement, dengan dana pembangunan 130 Milyar. Dimana anggaran pembangunan Graha Polinema, berasal dari Rupiah Murni (RM) sebesar 102 Milyar dan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar 28 Milyar. Pembangunan gedung sebagai salah satu upaya pemberdayaan peningkatan mutu.

Penandatanganan Prasasti. (rhd)

Penandatanganan Prasasti. (rhd)

“Graha Polinema dimanfaatkan sebagai tempat pusat kegiatan mahasiswa yang dapat menampung 5.000 orang, selain tempat wisuda, olahraga indoor, tempat lomba mahasiswa tingkat nasional (seperti KJI/KBGI/KRI), dan lainnya. Pada lantai 3 dan 4 digunakan untuk ruang perkantoran dan perpustakaan,” jelas Direktur Polinema, Drs. Awan Setyawan, MM, dalam sambutannya.

Sementara Gedung Kuliah Terpadu (GKT) dibangun pada awal tahun 2013 dalam 4 tahap pembangunan. Memiliki luas bangunan 16.275 m2 dan berlantai 8, anggaran pembangunan gedung diperoleh dari RM 97 Milyar dan BLU 13 Milyar, atau total menghabiskan biaya 110 Milyar. “Adanya GKT ini, dapat menyelesaikan persoalan keterbatasan kelas yang ada di jurusan. GKT memiliki fasilitas yang lengkap, yaitu Laboratorium, Bengkel, Ruang Kuliah bagi mahasiswa D3, D4, Jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknologi lnformasi, dan sebagai ruang kuliah untuk mahasiswa S2 Jurusan Teknik Elektro. Selain itu, juga memiliki ruang Auditorium yang dapat menampung 250 orang,” urai Awan.

Bersama para undangan. (rhd)

Bersama para undangan. (rhd)

Sedangkan Masjid Raya An-Nur memiliki luas bangunan 2.620 m2, berlantai 3, dan dapat menampung 3.200 jamaah. Tak hanya sebagai tempat ibadah, juga dapat digunakan untuk melakukan kegiatan islami lainnya. Pembangunan masjid dimulai pada tanggal 9 Februari 2014 atau tepat saat Dies Natalis ke-32. “Sementara dengan dana 7,8 Milyar diperoleh dari swadana mandiri, yaitu para alumni, mahasiswa, karyawan Polinema, serta masyarakat umum. Diharapkan setelah penyerahan aset masjid kepada Polinema, segera dicatatkan dalam BMN. lnsyaAllah Masjid Raya An-Nur dapat segera terselesaikan pengerjaannya. Sehingga dapat dimanfaatkan oleh sivitas akademika, serta masyarakat umum sekitarnya,” papar Awan.

Peresmian gedung Graha Cakrawala dan Gedung Kuliah Terpadu, ditandai dengan penekanan tombol di layar LED bersama antara Ketua Senat Polinema Dr. Ir. Tundung Subali Patma, MT, Menristekdikti Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Ak.,M.Si., Ph.D, dan Direktur Polinema, Drs. Awan Setyawan, MM.

Advertisement
Potong tumpeng tasyakuran Masjid Raya An-Nur. (rhd)

Potong tumpeng tasyakuran Masjid Raya An-Nur. (rhd)

Usai peresmian, Menristekdikti memberikan kuliah tamu bertemakan “Kebijakan Kemristekdikti untuk meningkatkan daya saing bangsa menuju revolusi industri 4.0”. Hadir dalam kesempatan tersebut, Dirjen Sumber Daya Iptek Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, Staf Ahli Menteri Ristek Dikti Bidang lnfrastruktur Ir. Hari Purwanto, M.Sc., DIC, dan Direktur Sarana dan Prasarana Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed.

Menristekdikti menyatakan bahwa Polinema merupakan satu-satunya Politeknik BLU. Sehingga status ini diharapkan bisa mendorong dan memotivasi Politeknik lainnya untuk menjadi BLU, dan menjadi langkah awal menuju Politeknik berkualitas.

Penyerahan simbolis masjid dari IKA Alumni ke Direktur Polinema. (rhd)

Penyerahan simbolis masjid dari IKA Alumni ke Direktur Polinema. (rhd)

“Pertumbuhan ekonomi berdasarkan SDM berkualitas yang dapat dilihat pada Nations Competitive melalui Skilled Labour dan Innovation. Salah satunya indikatornya melalui output PT. Tidak semua Perguruan Tinggi (PT) berkualitas juga menghasilkan SDM berkualitas. Meski jumlah PT di Indonesia terlalu banyak yaitu 4.529 PT dengan 24.892 prodi, tetapi Angka Partisipasi Kasar (APK) kita rendah yaitu 31,5 persen. Dibandingkan PT luar negeri seperti Malaysia (37,2 persen), Thailand (51,2 persen), Singapura (82,7 persen) dan Korea (98,4 persen). Perlu kebijakan untuk menjadikan langkah solutif,” jelas Menristekdikti, dalam orasi ilmiahnya.

Salah satunya, Challenge Industrial Revolution 4.0. Dimana contoh mudahnya, menjadikan bangunan sebagai Gedung Smart Building. Artinya kampus dapat menerapkan renewable energy (energy terbarukan) untuk memenuhi kebutuhan operasional. “Contoh lainnya, terkait teknologi, bagaimana peran PT mengakomodasi pembelajaran jarak jauh. Dimana 1 dosen bisa mengajar 1.000 mahasiswa. Di Indonesia, seperti Ruang Guru yang berhasil menggunakan sistem daring dengan 6,5 juta siswa. Biaya operasional minimal sebab guru hanya sedikit,” ungkap M. Nasir.

Selain itu, ada kebijakan di bidang Kelembagaan IPTEK dan DIKTI, diantaranya membebaskan nomenklatur prodi untuk mendukung pengembangan kompetensi industry 4.0; membangun teaching factory industry 4.0; melaksanakan perkuliahan Online dan Distance Learning; mengundang PTLN untuk membuka prodi-prodi yang mendukung Industry 4.0.

Peluang menjalin kerjasama dengan beberapa PTLN dapat menjadi solusi lain agar mahasiswa menguasai teknologi dari luar negeri dan menerapkan di dalam negeri, agar SDM lainnya menjadi berkualitas. “Salah satunya, Taiwan University menyiapkan beasiswa bagi 6.000 mahasiswa Indonesia, dimana 2 tahun kuliah di Indonesia, 2 tahun kuliah di Taiwan,” tukas mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro. (rhd/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas