Lamongan
Menteri Pertanian Komitmen Jaga Stabilitas Harga Jagung
“Yang terpenting adalah dulunya kita impor 3,5 juta ton dari Amerika dan Argentina, hari ini kita sudah tunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa ekspor, membalik impor menjadi ekspor,” ungkapnya.
Secara rinci, Amran menerangkan, pada tahun 2014 lalu, Indonesia pernah melakukan impor jagung sebanyak 3,5 juta ton, dengan nilai Rp 10 Triliun.
Namun jumlah impor jagung perlahan ditekan, sehingga pada 2015 impor jagung turun menjadi 1,3 juta ton, kemudian pada 2016 turun menjadi 900 ribu ton serta pada 2017 tidak ada lagi impor jagung.
“Sementara pada 2018 kita ekspor mencapai 380 ribu ton,” terangnya.
Namun, tambah Arman, di akhir tahun 2018, Indonesia harus kembali impor jagung sebanyak 100 ribu ton, karena untuk menyelamatkan peternak yang mencapai 2,5 juta orang peternak di Indonesia.
“Kenapa kemarin kita impor 100 ribu ton, padahal kita ekspor 380 ribu ton. Karena perusahaan besar ini mengalihkan yang biasanya menggunakan campuran gandum dialihkan ke jagung. Karena nilai dollar naik 2000 rupiah,” tutur Amran.
Ia pun memastikan pada tahun 2019 ini, dalam kurun waktu satu hingga dua bulan kedepan pemerintah akan kembali ekspor jagung dengan jumlah yang lebih besar dibanding tahun lalu.
“Karena tahun lalu 380 ribu, mudah-mudahan tahun ini bisa naik lagi sampai 500 ribu ton. Nah sekarang bagaimana kita tingkatkan lagi ekspor jagung ke depan,” tuturnya. (ifa/zen/yan)