Bondowoso
Mitigasi dan Minimalisir Korban Bencana, BPBD Bondowoso Kembangkan Destana
Memontum Bondowoso – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso mengembangkan Desa Tangguh Bencana (Destana). Hal ini dilakukan, untuk mitigasi dan tanggap bencana di daerah-daerah rawan bencana sehingga meminimalisir jumlah korban akibat bencana alam.
Sekretaris BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, menjelaskan bahwa BPBD telah membentuk enam Destana. Pengembangan destana, sebagai upaya kesiapsiagaan di daerah-daerah rawan bencana.
“Dengan adanya Destana, diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa dan kerugian terhadap harta benda jika terjadi bencana,” katanya, Kamis (16/06/2022) tadi, di sela Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana atau Sapa Destana yang digelar di Desa Jebung Lor, Kecamatan Tlogosari.
Dengan pengembangan ini, tambahnya, masyarakat desa diberikan edukasi terkait dengan pemahaman dasar kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Tindakan darurat ketika terjadi bencana dan yang harus dilakukan paska bencana.
Baca juga:
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Ditambahkannya, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di lingkungan, maka potensi fatal bisa diminimalisir. Utamanya, seperti bencana alam seperti puting beliuang dan banjir.
“Pembentukan Destana dilakukan secara bertahap dan diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Bondowoso,” tanbahnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bondowoso, H Mahfidz SAg, dalam kesempatan itu sangat mendukung program BPBD, dalam upaya menyelamatkan nyawa hingga harta benda masyarakat ketika terjadi bencana. “Saya berharap, warga yang diberikan kesempatan mengikuti pelatihan menjadi pelopor keselamatan dan bisa menularkan ilmu yang didapat kepada warga yang lain,” ujarnya.
Mahfid juga mengusulkan, agar Desa Jebung Lor, Kecamatan Tlogosari, ditetapkan sebagai salah satu daerah rawan bencana. Pasalnya, Desa Jebung Lor pernah diamuk angin puting beliuang pada 2020 silam. (zen/sit)