Surabaya

Pakde Karwo Minta HIPMI Jatim Atasi Impor Bahan Baku

Diterbitkan

-

Pakde Karwo Minta HIPMI Jatim Atasi Impor Bahan Baku

Jangan Hanya Sebagai Trader

Terkait tentang digital ekonomi, di hadapan Pengurus BPD HIPMI Jatim, Pakde Karwo menyatakan ketidaksepahamannya tentang konsep digital ekonomi yang mengutamakan trader. Digital ekonomi sebaiknya merupakan industri, diproses, dan di pasar. “Jangan sampai media membuat start up terhadap trader, tetapi lebih baik startup terhadap industri. Sebab peranan industri dan perdagangan adalah penting,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum BPD HIPMI Jatim dr. Mufti Aimah Nurul Anam memuji kepemimpinan Pakde Karwo sebagai Gubernur Jatim yang mampu mengukir prestasi di tingkat nasional. Salah satunya, Jatim menjadi provinsi yang memiliki akuntabilitas dengan predikat A. Selain itu, penurunan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi juga berada di atas rata-rata nasional.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Yaser Palito mengatakan para pengusaha muda adalah masa depan, sehingga harus dapat memberikan, khususnya kepada Pemerintah. Dicontohkan, ketika baru dilantik dan melakukan audiensi dengan Presiden RI, dirinya mengusulkan bunga kredit untuk UMKM dapat diturunkan menjadi single digit, dan twrwujud. Alasannya, hal tsb sangat membantu perkembangan dan kehidupan UMKM yang menjadi fondasi ekonomi bangsa. Selain itu, BPP HIPMI, juga mendorong lahirnya tax amnesty dan penyelenggaraan jambore HIPMI perguruan tinggi guna mewujudkan pengusaha-pengusaha muda.

Atasi Banjir Bengawan Solo, Lima Pintu Air Harus Dibuka

Sementara itu, menjawab pertanyaan media tentang permasalahan banjir di Bojonegoro, Pakde Karwo menjelaskan salah satu solusinya dengan membuat lima pintu air di Plangwot Sedayu Lawas yang dibuka untuk kemudian dibuang ke laut. Dengan demikian, Plang Wot Sedayu Lawas bisa mengalirkan air 1000 meter kubik per detik ke laut.

Advertisement

Solusi tersebut seperti kasus dam di Mlirip Mojokerto, yang agar Mojokerto dan Surabaya tidak banjir maka air Sungai Brantas dibuang ke Sungai Porong melalui dam Mlirip, sehingga kedua daerah ini tidak banjir.. “Pintu airnya harus dijaga terus karena bendungannya hanya satu di Gajah Mungkur. Beda dengan Brantas yang memiliki tujuh bendungan,” jelasnya. (gd/nhs/yan)

Laman: 1 2

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas