Kota Malang
Pastikan Hewan Kurban Berstiker Sehat, Disperta Kota Malang 4 Hari Sidak Penjual
Memontum Kota Malang – Menghadapi hari raya Idul Adha yang akan memasuki hitungan hari, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan turun ke lapangan untuk memastikan kesehatan hewan kurban sehat dan layak sembelih, mulai Selasa-Jumat (6-9/8/2019). Upaya ini sekaligus sebagai edukasi ke masyarakat agar tidak salah beli, serta mengajak pedagang agar jujur dalam menjual hewan kurban yang sehat dan layak sembelih/konsumsi.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan, drh Hilda Sari mengatakan, untuk masyarakat yang akan membeli hewan kurban, dianjurkan untuk membeli pada pedagang telah mendapatkan stiker dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang bidang peternakan dan kesehatan hewan, agar terjamin kesehatan hewan kurbannya.
“Mulai Selasa (6/8/2019) kami sidak lebih dari 115 titik pedagang hewan kurban pada 5 Kecamatan di Kota Malang. Kami jemput bola untuk mendata, kemudian kami berikan stiker untuk setiap hewan yang dinyatakan sehat dan layak konsumsi,” jelas Hilda, saat sidak pada salah satu penjual hewan kurban di daerah Kecamatan Kedungkandang.
Pemantauan kesehatan hewan kurban pada seputar kesehatan klinis, seperti bulu, selaput lendir, posisi kaki ketika berdiri, lubang-lubang mata, hidung, mulut, telinga dan anus. “Sementara, saat ini sebagian besar terlihat sehat dan layak sembelih,” tutur Hilda.
Disebutkan Hilda, sosialisasi telah dilakukan Disperta Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 2 Juli kemarin kepada perwakilan pedagang dan takmir masjid dari perwakilan kelurahan. “Kami undang perwakilan kelurahan sebagai kepanjangan tangan kami. Kami berikan form untuk mengisi siapa pedagang dan lokasi masjidnya. Untuk masjid juga didata jumlah kambing dan sapi yang akan disembelih,” terang Hilda.
Apabila ditemukan hewan kurban yang tidak sehat, tidak layak dan betina, maka dihimbau untuk segera melapor ke Disperta Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. “Untuk masjid kami harapkan juga melapor ke kami, minimal H-3 Idul Adha, sehingga kami bisa membantu memantau hewan kurban di lokasi,” imbau Hilda.
Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, ditemukan hewan kurban yang ditolak karena penyakit diare karena kelelahan dalam perjalanan di salah satu penjual. Selain itu, perlu diwaspadai hewan yang berkudis atau scabies pada kambing, berpenyakit menular anthrax, brucellosis dan lainnya. “Kami beri tahu penjualnya untuk tidak dijual dan dipisahkan dari hewan yang sehat. Cukup diobati saja hingga sembuh. Sama halnya kalau nanti ditemukan hewan kurban tak sehat, lebih baik dipisahkan daripada menulari lainnya,” tandas Hilda.
Sementara itu, Elnaf, salah penjual hewan kurban di sekitar PDAM Kota Malang mengatakan, permintaan hewan kurban tahun cukup meningkat, meski harga sedikit meningkat sekitar Rp 500 ribu. “Harga naik karena biaya akomodasi naik. Target kami sebelumnya hanya 60 ekor sapi Bali, namun saat ini sudah terjual 90 ekor sapi. Dengan harga kisaran Rp 15-35 juta dan berat 250-650 kilogram. Hari ini ada pemesanan 15 ekor lagi. Pemesanan kami batasi sampai hari ini, karena hewan-hewan yang ada disini sudah laku tinggal mengantar H-1,” jelas mantan ASN Kota Batu yang beralih profesi penjual hewan sejak 2007. (adn/yan)