SEKITAR KITA
Pedagang di Kawasan Wisata Situbondo Beralih Pekerjaan jadi Buruh Kasar
Memontum Situbondo – Sejumlah PKL di kawasan wisata Situbondo berharap ada bantuan dari pemerintah. Sebab selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, para PKL disiplin menutup warungnya. Sehingga selama 3 pekan mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Sejak diberlakukan PPKM level 4 pun, para pedagang belum bisa berjualan, meski mereka harus kehilangan pendapatan. Hingga saat ini, sebagian pedagang beralih menjadi buruh kasar. “Yang penting dapat penghasilan, walaupun pekerjaan lain tidak menghasilkan pendapatan maksimal. Ujar. Kades Olean, Ansori, Kamis (29/07).
Baca Juga:
- PT Balad Group Bersiap Garap Budidaya Lobster di Gugusan Teluk Kangean
- November Ini PT Tamami Grup Segera Operasionalkan Penambangan di Situbondo
- Pegiat Anti Korupsi Situbondo Blak-blakan Dukung Paslon Karna-Khoirani
Menurut Ansori, di masa pandemi Covid-19, tidak hanya PKL di kawasan wisata KK 26 saja yang terdampak. Hal demikian juga dialami PKL lain yang berjualan di kawasan wisata di Situbondo. “Jadi harapan para PKL agar diperhatikan oleh pemerintah daerah. Meski pemerintah desa juga ikut membantu. Sebab, hal ini sangat berdampak sekali pada perekonomian mereka,” imbuhnya.
Salah satu PKL dikawasan wisata kampung nelayan itu, Firda, mengaku tidak ada pendapatan sama sekali. sebab lokasi yang ia tempati untuk berjualan tidak beroperasi selama PPKM Darurat. “Sudah tiga minggu tidak berjualan, padahal ini satu satunya sumber penghasilan saya setiap hari. semoga pandemi segera berlalu, sehingga wisata tempat saya berjualan bisa buka kembali,” ungkapnya.
Selain itu, kawasan wisata Pantai Pathek, Desa Gelung juga sepi pengunjung. PKL yang mangkal di lokasi tersebut, Fauzi, mengungkapkan pendapatan setiap hari menurun. ”Biasanya sebelum pandemi pendapatan saya selalu meningkat setiap harinya, apalagi pada hari-hari libur. Kalau sekarang pendapatan menurun drastis,” terang Fauzi. (her/ed2)