Banyuwangi

Pemkab Banyuwangi bersama Bulog Gelar Operasi Pasar di 25 Kecamatan

Diterbitkan

-

Memontum Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan Bulog menggelar operasi pasar sebagai respons naiknya harga beras, Rabu (21/02/2024) tadi. Dalam operasi pasar itu, setiap hari disediakan sebanyak 10 ton beras medium SPHP. Sementara pelaksanaan itu, digelar di 25 kecamatan di Banyuwangi secara bergiliran.

Dalam operasi pasar kali ini, pelaksanaan digelar di dua lokasi sekaligus. Yakni, kawasan Pasar Banyuwangi tepatnya di depan Gedung Juang 45, Kecamatan Banyuwangi dan Pasar Sempu, Kecamatan Sempu.

Di Pasar Banyuwangi selain 3,5 ton beras, Pemkab dan Bulog juga tersedia 400 kg gula pasir, 200 liter minyak dan 40 kg tepung terigu juga dengan harga lebih murah dari pasaran. “Ini merupakan inisiasi dan kolaborasi antara Bulog dan Pemkab Banyuwangi, menghadapi naiknya harga beras di pasaran. Semoga membantu warga untuk bisa membeli beras dengan harga yang terjangkau,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat meninjau pelaksanaan operasi pasar di Pasar Banyuwangi.

Dalam operasi pasar tersebut, beras kualitas medium dijual seharga Rp 51 ribu perkemasan 5 kg atau Rp 10.200 perkg. Di pasaran saat ini, harga beras tersebut telah menyentuh angka Rp 12 ribu lebih perkg.

Advertisement

Di operasi pasar tersebut, tiap warga dibatasi membeli beras maksimal 2 kemasan atau 10 kg. Pembatasan pembelian tersebut, untuk mengantisipasi penimbunan atau dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.

Selain beras, warga juga bisa membeli bahan pokok lain yang juga harganya lebih rendah dibanding harga pasaran. Mulai dari minyak goreng seharga Rp 14 ribu perkg, gula pasir Rp 15 ribu perkg dan tepung terigu Rp 10 ribu perkg.

Baca juga :

Merespon pelaksanaan itu, ratusan warga pun terlihat antusias membeli beras dan bahan pokok lain. Terlebih, selisih harga yang relatif tinggi membuat masyarakat rela mengantre untuk ikut dalam operasi pasar.

Advertisement

Bupati Ipuk mengatakan, bahwa kenaikan harga beras terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Salah satu penyebabnya, yaitu jadwal tanam padi yang mundur dampak dari el nino. Hal tersebut, otomatis membuat musim panen padi juga mundur.

“Luas tanam padi Banyuwangi berkurang di akhir tahun kemarin. Namun, insyaallah Maret minggu kedua beberapa petani sudah mulai panen. Dan mudah-mudahan sejalan dengan panennya petani, harga beras pun bisa ikut tertekan,” papar Bupati Ipuk.

Dirinya juga menjelaskan, operasi pasar sendiri telah digelar sejak Januari lalu. Operasi pasar berlangsung tiap hari di lokasi-lokasi yang berbeda, agar bisa menyentuh seluruh wilayah kecamatan.

Sementara itu, Pimpinan Kantor Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun, menjelaskan bahwa selain 10 ton beras yang digelontor setiap hari untuk operasi pasar, Bulog juga menyuplai beras ke pasar-pasar tradisional. “Jika ditotal, perhari disalurkan sekitar 20 hingga 30 ton beras. Jadi, jika ditotal sejak Januari hingga sekarang, totalnya sudah 1.100 ton,” tambahnya.

Advertisement

Ditambahkan Harisun, stok beras di Gudang Bulog Banyuwangi sebanyak 5.500 ton dan masih akan ada penambahan. Jumlah itu, cukup untuk stok selama tiga bulan ke depan. (kom/gie)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas