Pemerintahan
Pemkab Tulungagung Gelar Video Conference dengan Bina Marga Pusat Terkait Persiapan Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung
![Pemkab Tulungagung Gelar Video Conference dengan Bina Marga Pusat Terkait Persiapan Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung](https://memontum.com/wp-content/uploads/2022/07/WhatsApp-Image-2022-07-18-at-09.14.02-3-e1658132085520.jpeg)
Memontum Tulungagung – Pembangunan Tol Kediri-Tulungagung tengah dalam proses finalisasi. Pemerintah pusat melalui Bina Marga, pun menggelar video conference yang melibatkan pemerintah daerah Kediri dan Tulungagung.
Dalam video tersebut, Pemkab Tulungagung mengaku masih memikirkan opsi imbas jalan tol crossing menggunakan underpass atau flyover. “Hanya crossing jalan. Apakah kita pakai flyover atau dibuatkan underpass,” papar Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, seusai video conference di Pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso, Senin (18/07/2022) tadi.
Hal tersebut, menurut Maryoto, juga berkaitan dengan Pemkab Tulungagung. Karena, hal ini berhadapan dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR). Untuk kesesuaian pemanfaatan lahan, saat ini masih dibicarakan lebih lanjut.
“Sehingga, saat ini menjelang penetapan lokasi atau Penlok berdasarkan terhadap KKPR,” paparnya.
Baca juga:
- Empat Gerai FamilyMart Hadir di Kota Malang, Robot Barista Jadi Salah Satu Fasilitas
- Jual Beragam Produk UMKM Kota Malang, Pj Wali Kota Wahyu Apresiasi Keberadaan FamilyMart
- Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Gedung Yayasan Pendidikan dan Sosial Asy Syadzili di Kabupaten Malang
- Banyuwangi Art Week & Kuliner dan Sekarkijang Creative Fest 2024 Hadirkan Kreasi UMKM dan Binaan BI Jember
- Pj Bupati Lumajang Ground Breaking Pembangunan Ruang Cath Lab dan Ruang CVCU IGD RSUD dr Haryoto
Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku, soal denah peta di Kabupaten Tulungagung, sudah selesai dan tidak ada perubahan. Berbeda dengan Kota Kediri, yang masih ada usulan beberapa meskipun tidak signifikan banyak.
“Ya (sudah fix) ini tidak ada perubahan. Secara perencanaan utama, sudah tidak ada persoalan. Yang perlu tambahan crossing-crossing karena apapun crossing banyak, pakai underpass atau flyover,” imbuhnya.
Total crossing jalan yang terdampak jalan tol sebanyak 34 titik. Sementara desa yang terlewati jalan tol ada sejumlah 14 desa se-Kabupaten Tulungagung. Menyoal target, dirinya mengaku sesuai dengan apa yang disampaikan pemerintah pusat melalui video conference pengerjaan di akhir tahun depan. Sehingga, segala persoalan berkaitan jalan hingga lahan akan segera diselesaikan.
“Hasil rapat pengerjaan, seharusnya akhir 2023 ini, kata bapak dari Bina Marga Pusat tadi,” jelasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, menambahkan bahwa pihak pusat dan dari Pemkab Tulungagung telah mensurvei crossing. Crossing tersebut di area jalan penghubung, jalan kabupaten, jalan desa, hingga crossing untuk pengairan. “Kita sudah survei pendataan untuk awal,” papar Dwi Hari Subagyo.
Menurutnya, total 34 crossing jalan itu tersebar di beberapa titik. Sementara crossing pengairan irigasi lebih banyak dan perlu dibuatkan alternatif ada sebanyak 54 titik serta masih akan bisa berkembang.
“Kalau pengairan kita melihat kontur tanah atau alirannya kemana. Jangan sampai dengan pembangunan tol, malah menghambat irigasi. Jadi, kita sesuaikan,” terangnya. (jaz/gie)