Probolinggo
Pemkot Probolinggo Luncurkan 1000 Buku, Kiprah Rukmini Walikota Perempuan Pertama di Bumi Banger
Memontum Kota Probolinggo—-Pemkot Probolinggo kembali meluncurkan buku “ Kiprah Rukmini. Walikota Perempuan Pertama di Bumi Banger ”. Peluncuran buku tersebut berlangsung di Halaman Pemkot Probolinggo usai pelaksanaan Upacara setiap bulan di tanggal 17 yang disaksikan oleh seluruh peserta upacara ASN
Buku yang masuk cetakan pertama itu, diluncurkan pada Senin lalu. Sebelumnya Walikota Probolinggo HM Buchori juga meluncurkan buku yang sama. Namun judul yang berbeda.
Cetakan pertama diklaim habis sebanyak 1.000 buku.
Walikota Probolinggo, Hj Rukmini juga mengajak seluruh anggotanya untuk bersama-sama melestarikan “Sejarah Kota Probolinggo”. Baginya, sejarah Kota Probolinggo merupakan warisan budaya. “Hilang sejarah budaya, hilanglah bangsa,” kata Hj Rukmini.
Menurutnya sejarah Probolinggo mulai mencapai puncaknya pada masa lampau ketika kerajaan Minakjinggo.
Walikota sangat bangga akan adanya penerus-penerus cendikiawan terdahulu yang meluangkan waktu untuk mengabadikan sejarah budaya agar tak lekang dimakan waktu.Kami juga mengapresiasi buku tersebut.
“Buku Sejarah Walikota Perempuan Pertama ini sangat luas. Berisi penggambaran terdahulu hingga saat ini. Sehingga sangat menarik untuk didalami sebagai landasan sejarah budaya.
Banyak pengetahuan baru yang didapat dari buku ini. Sebagai masyarakat kota probolinggo mestilah bangga,” terang Kabag Humas Pemkot Probolinggo,Mardi Prihatini, Selasa (22/1/2019).
Mardi Prihatini mengatakan, butuh waktu beberapa bulan untuk mendapatkan persetujuan meluncurkan Sejarah Walikota Perempuan Pertama ini.
Menurutnya, lamanya persetujuan didapatkan karena kehati-hatiannya terhadap sejarah selama memimpin.
Tujuannya agar tidak memberikan informasi yang salah pada masyarakat. Ia juga menyampaikan kekhawatiran akan tergerusnya sejarah bange di tengah kemajuan teknologi informasi seperti saat ini.
Pada peluncuran buku ini,Humas didaulat menjadi pengulas.Banyak hal yang menarik dari buku ini adalah dilengkapi dengan foto-foto yang dapat menunjuang deskripsi sejarah itu sendiri. “Buku ini ditulis sesuai dengan semangat zamannya. Ditulis secara modern menggunakan kaedah-kaedah penulisan pada masa sekarang,” ujarnya. (geo/yan)