Sidoarjo
Penderita HIV/Aids di Sidoarjo 49 Persen Kalangan Ibu Rumah Tangga
Memontum Sidoarjo- Sedikitnya 250 anggota PKK desa/kelurahan dan kecamatan dibekali pemahaman dan informasi tentang pencegahan penyalagunaan narkoba dan pencegahan penularan bahaya HIV/Aids di Pendopo Delta Wibawa, Selasa, (04/12/2018). Hal ini untuk proses pencegahan narkoba dan penyebaran HIV/Aids itu.
Acara ini menghadirkan dua narasumber. Yakni Direktur Plato Foundation Surabaya, Dita Amalia dan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sidoarjo, Hariyadi Purwantoro.
Wakil Ketua I TP-PKK Kabupaten Sidoarjo, Ida Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan data Dinas Kesehatan Pemkab Sidoarjo tentang jumlah penderita HIV/Aids di Kota Delta. Data yang dihimpun sampai akhir Oktober 2018 lalu, mencatat ada 2.869 kasus HIV/Aids di Kabupaten Sidoarjo. Sebanyak 49 persen penderitanya adalah perempuan. Jumlah ini menempatkan Kabupaten Sidoarjo di urutan ke 5 sebagai kabupaten/kota di Jatim dengan kasus HIV/Aids terbanyak.
“Jumlah kasus HIV/Aids di Sidoarjo bukan suatu kegagalan. Kasus HIV/Aids seperti fenomena gunung es. Fenomena ini dapat dibongkar melalui program yang dirancang dan dilaksanakan semua pihak. Dengan demikian kasus HIV/Aids dapat segera ditangani,” terangnya kepada Memo X, Selasa (04/12/2018).
Menurutnya, banyak upaya penanggulangan pencegahan HIV/Aids di Sidoarjo. Kegiatan ini melibatkan semua pihak. Baik dengan pihak swasta maupun dengan organisasi sosial lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan terus dilanjutkan dan diperluas. Konsistensinya juga terus dijaga.
“Salah satunya dengan memperkuat organisasi-organisasi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di tingkat bawah. Sudah saatnya pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids menjadi isu dan fokus pekerjaan bersama di masing-masing organisasi dan lembaga,” imbuhnya.
Istri Wakil Bupati Sidoarjo menilai perlakuan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) sudah harus dihilangkan. Masyarakat harus peduli terhadap keberadaan ODHA di sekitarnya.
“Orang dengan HIV/AIDS adalah saudara. Terlepas apa pun latar belakangnya sudah selayaknya peduli dan menghormati hak-hak dasar hidupnya,” tegasnya.
Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sidoarjo, Hariyadi Purwantoro membenarkan data penderita HIV/Aids di Sidoarjo itu. Baginya data itu, cukup memprihatinkan bagi Kabupaten Sidoarjo. Apalagi 49 persen penderitanya ibu-ibu. Apalagi, penderitanya bukan kebanyakkan WPS (Wanita Pekerja Seks). Tetapi ibu-ibu rumah tangga.
“Penularannya ditenggarai dari sang suami. Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak menjauhi ODHA. Jauhi virusnya bukan orangnya. Ini sikap bijak yang harus dilakukan,” pintahnya.
Sementara Direktur Plato Foundation Surabaya, Dita Amalia menegaskan kasus narkoba banyak menimpa remaja. Penyebabnya karena keingintahuan yang besar pada usia itu. Perlakuan terhadap anak yang tidak menyenangkan dalam keluarga juga menjadi salah satu penyebabnya. Anak yang kerap dimarahi akan mengalami stres dan tertekan. Pelariannya pada kenakalan remaja.
“Entah itu mengkonsumsi Narkoba, Miras atau bahkan seks bebas. Kami menghimbau ibu-ibu untuk dapat menjadi teman yang nyaman bagi anak. Bukan pada temannya saat anak mengalami kegalauan. Kebanyakan penyalahgunaan narkoba karena anak tidak mampu mengkontrol stres dan tidak mampu mengatasi stres,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta ibu-ibu untuk tidak disibukkan dengan nilai akademik sekolah anak. Ibu-ibu harus peduli terhadap perasaan putra-putrinya saat belajar di sekolah. Selain itu berharap ibu-ibu dapat meluangkan waktunya untuk bertanya bagaimana perasaan sang anak waktu di sekolah. “Dengan begitu ibu dapat mengetahui apa yang terjadi pada anaknya saat di sekolah,” tandasnya. Wan/yan