Politik
Petani Curah Tatal Situbondo Keluhkan Mahalnya Harga Pupuk Bersubsidi
Memontum Situbondo – Mahalnya harga pupuk bersubsidi dikeluhkan oleh petani. Akibatnya Hadi Prianto anggota DPRD Situbondo dari Fraksi Demokrat, yang juga wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil Arjasa) kebanjiran keluhan dari petani.
Aswino, salah satu pemegang kartu tani di Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo mengungkapkan, saya sangat kecewa. Sebab, kartu tani yang diperoleh dari Pemerintah tidak bisa digunakan dan membeli pupuk bersubsidi dari kelompok tani harganya lumayan mahal juga berbeda harga yang pernah digaungkan oleh dinas terkait dengan fakta dilapangan.
“Saya membeli pupuk bersubsidi dari kelompok tani dengan harga Rp 150 ribu, per saknya, itupun membelinya melalui ketua kelompok tani di desa saya,” ujarnya.
Menanggapi keluhan para petani di Kecamatan Arjasa, anggota DPRD Kabupaten Situbondo dari Fraksi Demokrat, Hadi Prianto mengatakan, mahalnya harga pupuk bersubsidi membuat para petani kerap terlambat dalam memproduksi tanaman padinya.
“Kami telah kebanjiran keluhan petani dari berbagai desa di Kabupaten Situbondo terkait mahalnya harga pupuk bersubsidi,” kata Hadi Prianto, Senin (18/01) siang.
Menurutnya setiap kali turun ke masyarakat pihaknya selalu mendapat keluhan dari para petani soal harga pupuk. Diduga mahalnya harga pupuk tersebut akibat adanya permainan harga di tingkat pengecer.
Harga pupuk yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) memang sering terjadi di tingkat petani. Hal itu membuat petani selalu dirugikan. Selain harganya mahal tidak jarang pupuk bersubsidi menghilang di tingkat pengecer.
“Kami sering menemukan adanya penaikan harga pupuk bersubsidi di beberapa desa di Kabupaten Situbondo termasuk juga di wilayah Kecamatan Arjasa,“ jelas dia.
Bahkan kenaikan harga pupuk terkadang juga karena ada kesepakatan antara anggota kelompok tani dengan pengecer. Hal itu terkait dengan permintaan tambahan biaya transport saat mengirim pupuk bersubsidi.
Selain itu, kesepakatan harga pupuk bersubsidi di atas HET karena disisihkan untuk kas dikelompok tani. Pihaknya berharap agar pemerintah betul-betul mengawasi secara ekstra ketat terkait pendistribusian pupuk bersubsidi.
“Serta memperketat pengawasan harga pupuk di tingkat pengecer. Terlebih saat pupuk menjadi langka akibat kios penjual pupuk tidak mampu menebus pupuk bersubsidi,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo, Ir. Sentot Sugiyono, M. Si., saat dihubungi wartawan memontum.com melalui telepon seluler dan WhatsApp nya namun tidak diangkat, (mam/ed2)