Sidoarjo
Play Group Kedungcangkring Dikenalkan Tugas Polisi
Memontum Sidoarjo – Dalam rangka edukasi pada anak didiknya di usia dini, tentang kinerja dan profesi polisi. Puluhan siswa-siswi Play Group Nashrul Ummah, terletak di RT. 05 RW. 03, Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon, mendatangi Mapolsek Jabon. Kedatangan mereka ini tidak sendiri, melainkan didampingi orang tua, wali kelas, dan kepala sekolah, Selasa (19/3/2019) pagi.
Menurut Kepala sekolah Play Group Nashrul Ummah, Ainur Rohammah menjelaskan selama ini anak-anak itu. Memiliki kesan bahwa polisi menakutkan, bahkan ketika polisi lewat maupun bertemu merasa takut. Sehingga maksud kunjungan kami, adalah memberikan edukasi kepada anak-anak tentang profesi dan kinerja polisi lebih dekat, ucapnya
Diungkapkan Ainur Rohammah, sebenarnya polisi tidak menakutkan, polisi adalah sahabat anak-anak. Polisi dekat dengan anak-anak, dan tidak perlu takut sama polisi. Tentunya juga berguna buat orang tua, serta anak didik. Karena kebanyakan orang tua, meskipun sudah emak-emak. Ternyata mereka masih takut,untuk masuk ke kantor polisi, paparnya
” Berasa memiliki kesalahan, ketika masuk ke kantor polisi. Sebenarnya polisi tidak seperti itu, polisi adalah pelayann masyarakat yang baik dan tidak harus di takuti. Dan itulah tujuan kami, mengunjungi Mapolsek Jabon. Dalam 1 tahun kegiatan ini, cuma sekali digelar memberikan edukasi, tambahnya Ainur Rohammah. Dibeberkan Kapolsek Jabon AKP Saadun, kegiatan kunjungan anak-anak ini, tingkat PAUD, TK sebetulnya sering. Dan sesuai apa yang kami harapkan, kepada para guru, kepala sekolah. Untuk tidak sungkan-sungkan memberikan anak didiknya berkunjung ke Polsek, terangnya
Selanjutnya, mereka kami ajak menaiki mobil patroli serta berikan pengetahuan lebih dini.
Tentang tugas pokok polisi, mengenalkan atribut Polri, pengenalan kendaraan Polisi, dan pengenalan rambu-rambu lalu lintas. Serta apa yang ditangkap polisi, agar diusia dini lebih tahu dan paham peran serta tugas polisi, kata Saadun
Dijelaskan Saadun, Tidak di pungkiri jika anak-anak edentik, takut dengan polisi. Mungkin anak-anak dirumah kerap melihat tv, youtobe dll, polisi menangkap seorang penjahat, teroris. Sehingga mereka gambarkan polisi itu jahat, padahal yang di tangkap itu pelaku-pelaku OTK notabenenya mereka lebih jahat, paparnya
“Adanya kerjasama ini dengan pihak guru, biar mereka lebih paham, mengerti dan langsung bertatap muka. Kedepannya juga kami fungsikan Polwan (Polisi Wanita), karena notabene seorang ibu dan mereka tidak terkesan takut,” pungkas Saadun (gus/yan)