Kota Malang

Polemik Ginjal Pasien RSSA Malang, Dr Rifai Bantah Dia yang Mencari Pendonor

Diterbitkan

-

Polemik Ginjal Pasien RSSA Malang, Dr Rifai Bantah Dia yang Mencari Pendonor

Memontum Kota Malang — Dr Ahmad Rifa’ie, Sp (pd) anggota tim transplantasi ginjal Rumah Sakit Saiful Anwar Malang menegaskan jika dia bukan yang mencari pendonor. Namun sebaliknya, transplantasi ginjal yang dialami Ita sebagai pendonor, justru dia sendiri yang aktif.

“Bukan pihak kami yang mencari-cari serta menjanjikan uang seperti yang diberitakan media massa,” ujar Ahmad Rifa’i. Dia mengatakan, persyaratan menjadi pendonor aktif adalah mendaftar dulu secara administratif ke RSSA.

Dalam kasus Ita, dia datang sendiri sebagai pendonor ginjal. Pihak rumah sakit hanya mencatat nama dan nomer telpon, alamat dan golongan darahnya sesuai dengan SOP nomer satu.

“Dalam kasus Bu Ita, saya dan dr Atma beserta tim yang lainnya tidak tahu menahu dan tidak mengenal sama sekali kepada beliau,” ujarnya. Pendaftar ini atau pendonor ini, secara aktif mencari dan mendaftarkan diri ke tempat mereka. Bahkan pernah WA ke dr Atma bersedia menjadi pendonor aktif.

Advertisement

( baca juga : Polemik Transplantasi Ginjal Warga Batu, RSSA Tak Mau Disalahkan )

Persyaratan komponen kesehatan ada empat tahapan, yaitu pemeriksaan sifatnya general, pemeriksaan serologi, pemeriksaan radiologi anatomi dan pemeriksaan HLA cross matching atau tingkat kecocokan sel. Ini sebagai rekomendasi tingkat kesehatan atau kecocokan transplantasi dilanjutkan apakah tidak. Ini yang memutuskan adalah tim .

Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai, maka dibatalkan. Standar layak atau tidak adalah keputusan tim transplantasi ginjal Rumah sakit Saiful Anwar.

“Saya tidak pernah kenal Bu Ita begitupun dengan Atma. Dia daftar neurologi sesuai SOP. Ujuk-ujuk datangi beliau nawarin 350 juta, saya tahu lewat media massa,” ujarnya.

Advertisement

( baca juga : Kuasa Hukum Erwin Susilo, Klarifikasi Tak Pernah Statement Beli Ginjal )

Rifai,membantah bahwa dirinya menjanjikan uang seperti yang diberitakan media massa. Mengenai WA Bu Ita bermula ada media yang menanyakan terkait prosedur transplantasi ginjal. Karena ini kerja tim, maka kami mempersilahkan menanyakan ke RSSA ,ujar Rifai lagi.

‘Intinya di wa bukan masalah uang, dan mohon dicermati dengan kalimat segera hubungi dr Atma untuk menjelaskan secara menyeluruh. Kalau tidak ada hubungannya dengan trasnplantasi dan tidak terkait dengan trasnplantasi berarti bukan kewenangan kami. Tetapi media memplintir sedemikian rupa ,” ujarnya. (met/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas