Bondowoso
Politisi Senior PPP Bondowoso Minta Kiai Jangan Terbawa Pusaran Konflik Politik
Memonrum Bondowoso – Politisi senior PPP Bondowoso, KH Imam Thahir, menduga ada upaya penggiringan para kiai ke dalam arus pertikaian Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin dengan Ketua DPRD Bondowoso, H Ahmad Dhafir. Sekedar diketahui, Bupati Bondowoso melalui kuasa hukumnya, melaporkan Ketua DPRD Bondowoso ke Polres Bondowoso dan Senin (21/03/2022) tadi, bupati diperiksa polres untuk diklarifikasi.
Kiai Thohir-sapaan akrabnya mengatakan, kalau memang benar-benar kiai, seharusnya menjadi pengayom seluruh masyarakat. Bukan hanya menjadi ‘alat’ dari salah satu kubu yang sedang bertikai.
“Kalau menampung informasi dari kedua belah pihak, hasilnya akan utuh. Tapi kalau mendengarkan informasi dari salah satu pihak, akan memberikan penilaian yang tidak seimbang,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Senin (21/03/2022) tadi.
Alumni PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini tidak setuju, dengan gerakan Kiai Selatan, yang mendukung sikap politik Kiai Salwa-sapaan Bupati. Sebab, kiai jangan ditarik pada pusaran konflik politik.
Baca juga :
- Dampak Perbaikan Kerusakan Pipa, Dishub Kota Malang Lakukan Pengalihan Arus Lalu Lintas
- Tiga Ribu Rumah Warga di Kota Malang Terdampak Kerusakan Pipa Transmisi
- Dua Hal Ini Jadi Penyebab Sambungan Pipa Transmisi di Kelurahan Ranugrati Rusak
- Curi dan Gadai BPKB Motor Majikan, ART Asal Jabung Ditangkap Polisi
- Sambut Baik Pengoptimalan Terminal Madyopuro, DPRD Kota Malang Minta Kajian Matang Perencanaan
Menurutnya, kritikan Ketua DPRD pada Pemkab Bondowoso, adalah wajar karena memang salah satu tugasnya sebagai pengawas. Justru, kalau Ketua DPRD diam ketika Pemkab diduga melakukan pelanggaran, itu yang salah. Gaji yang diterimanua, bisa sama dengan gaji buta. Karena tidak menjalankan pengawasan terhadap pemerintah.
“Sebetulnya, saat itu PPP sedang menggelar Musancab (Musyawarah Anak Cabang) di PP Mambaul Ulum Tangsel Wetan. Jadi, kiai-kiai yang hadir bukan dalam rangka dukung-mendukung,” jelasnya.
Para kiai tersebut, tambahnya, menginginkan Bondowoso kondusif. Harusnya, yang mempunyai inisiatif itu, juga membawa kiai tersebut melakukan tabayun pada Ketua DPRD.
Dikatakannya juga, bahwa perseteruan ini mulai terjadi, setelah politisi H Syamsul Hadi Merdeka, bergabung dengan PPP dan melakukan orasi dengan mengobarkan ‘peperangan’. Sebelum itu, Ketua DPRD dan bupati hubungannya juga harmonis. (zen/gie)