SEKITAR KITA
Puluhan Ribu Masyarakat Hadiri Situbondo Bersalawat bersama Habib Syech dalam Satu Abad NU
Memontum Situbondo – Puluhan ribu masyarakat memadati acara Situbondo Bersalawat bersama Habib Syech dan KHR Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jumat (16/12/2022) malam.
Situbondo Bersalawat ini, berlangsung di depan Pendopo Aryo Situbondo.
Tampak dihadiri Bupati Situbondo, Karna Suswandi, Wakil Bupati Situbondo, Nyai Khoirani, Kapolres Situbondo, Kasdim Situbondo, Kajari Situbondo, Ketua PN Situbondo, Pejabat Pemkab Situbondo serta para kiai di Kabupaten Situbondo dan tamu undangan lainnya.
Bupati Situbondo, Karna Suswandi dalam sambutannya mengatakan, Situbondo Bersalawat ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Satu Abad Nahdlatul Ulama. “Perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo terhadap Organisasi Nahdlatul Ulama terus ditingkatkan,” ujar Bupati Situbondo dihadapan puluhan ribu masyarakat.
Baca Juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Lebih lanjut, bupati yang akrab di panggil Bung Karna ini mengatakan bahwa, Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo akan terus bersinergi dengan jamaah Nahdlatul Ulama dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan memperingati Satu Abad NU ini.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Habib Syech yang telah hadir di Kabupaten Situbondo. “Selain itu, saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras dalam menyelenggarakan Situbondo Bersalawat ini,” ujarnya.
Sementara itu, KHR Achmad Azaim Ibrahimy, mengatakan bahwa, Nahdlatul Ulama bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Tidak mengurangi rasa hormat kepada organisasi-organisasi Islam yang lainnya serta tokoh-tokoh bangsa lainnya, tentunya sejarah panjang Nahdlatul Ulama dalam lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia bagian catatan sejarah yang tidak boleh dihilangkan,” tutur KHR Azaim Ibrahimy dihadapan puluhan ribu masyarakat.
Lebih lanjut, KHR Azaim Ibrahimy mengatakan, bersyukur dengan adanya para ulama, bersyukur dedikasi hitmah para ulama, sehingga negeri ini terbimbing untuk mencintai Allah SWT dan mencintai Rasulullah dan cara membangun persatuan serta kesatuan bangsa ini.
“Berkah dari para ulama, kita dikenalkan untuk berterima kasih kepada orang-orang yang berjasa dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, dalam menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama mari kita bersama-sama mendoakan para pendiri Nahdlatul Ulama,” ujar KHR Azaim Ibrahimy.
Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama, kata KHR Azaim Ibrahimy, tidak lepas dari seorang pemuda Raden As’ad salah satu santri Syechona Kholil Bangkalan. Raden As’ad mendapat amanah dari Sang Guru Syechona Kholil Bangkalan untuk mengantarkan tongkat dan tasbih serta membawa pesan suci ayat Al Qur’an dan dzikir Asmaul Husnah kepada KH Hasyim Asy’ari. “Dari sinilah sejarah panjang di mulai berdirinya Nahdlatul Ulama,” jelas KHR Azaim Ibrahimy. (her/gie)