SEKITAR KITA
Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan Siap Dioptimalkan sebagai Antisipasi Varian Baru Jelang Nataru
Memontum Surabaya – Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (RSDLB) atau Rumah Isolasi OTG Provinsi Jawa Timur, siap dioperasionalkan mengantisipasi Varian Baru Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Mengenai rencana itu, RSLDB mengadakan pertemuan khusus dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Pertemuan tersebut, juga untuk koordinasi dan konsolidasi sekaligus update kesiapan untuk antisipasi varian baru dan Nataru.
Kabid Pencegahan atau Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Sriyono, mengatakan bahwa selama ini pemerintah belum menyatakan pandemi Covid-19 selesai. Maka, keberlangsungan RS Lapangan, khususnya RSDLB akan tetap dibutuhkan.
Pada kondisi sekarang, tambahnya, di Jatim setidaknya masih ada empat rumah sakit lapangan yang masih beropersi. Yakni, RSL Indrapura Surabaya, RSL Ijen Boulevard Malang, dan RSL Dungus Madiun dan RSDL Bangkalan.
“Apalagi memasuki liburan Nataru, serta sekarang ini menghangatnya isu varian baru Covid-19. Maka RSDL Bangkalan akan tetap beroperasi dan dipertahankan,” ujarnya Sriyono, Selasa (30/11/2021).
Selain itu, dirinya juga menyampaikan, bahwa RSDLB menempati kawasan yang cukup representatif untuk RS Lapangan dengan lahan yang luas. Saat ini, masih mampu menangani lebih dari 250 pasien serta dapat dikembangkan untuk kapasitas 500 bed.
“Jumlah Nakesnya pun masih dapat dipertahankan dan tercover secara pembiayaan. Bila ada lonjakan covid-19 lagi maka RSDLB bisa dijadikan solusi rujukan pertama Jatim,” terangnya.
Baca juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Sementara itu, Pihak dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Nining Ninis Herlina Kiranasari, memaparkan bahwa seluruh rumah sakit lapangan masih siaga mengamati kurva Covid-19 dan dijakan sebagai bahan pertimbangan keberlanjutannya.
Memang dengan kondisi sekarang, tambahnya, pelayanan teknis jika zero case nakes bisa dipangkas shiftingnya, pengurangan jam kerja. Namun, tetap siaga dan stanby jika sewaktu-waktu terjadi kasus dan dibutuhkan peran nakes dan relawan.
“Mengenai honor para nakes dan relawan tetap menjadi perhatian dan jika skema dari pusat sudah selesai atau berhenti, akan dialihkan ke pendanaan dari APBD Jatim yang tentunya akan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Relawan RSDLB, Radian Jadid, menyampaikan bahwa semua personil tetap menjalankan fungsinya sesuai SK keberadaan rumah sakit. “Selama belum ada putusan baru dari pimpinan tentang keberlangsungan rumah sakit, maka semua tetap berjalan normal seperti biasanya, termasuk menghadapi nataru dan potensi varian baru,” jelasnya.
Lebih lanjut dirinya menyampailan, RSDLB akan diperpanjang operasionalnya untuk enam bulan ke depan. Semua sangat bergantung dari kondisi yang menjadi pertimbangan penentu kebijakan Gubernur Jatim.
“Semua memang dinamis, RS Lapangan memang didesain sesuai kebutuhan terhadap penanganan pandemi covid-19. Semua awak rumah sakit dan relawan sudah menyatu dalam sistem rumah sakit, dan sudah teruji selama ini,” terangnya. (ade/sit)