Situbondo
Serapan Gabah Situbondo Surplus Tiap Tahun
Memontum Situbondo — Ketersediaan gabah atau beras di Situbondo masih terjaga. Sebab, serapan gabah setiap tahun malah surplus. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketahanan pangan.
Kabag Administrasi dan Perekonomian Pemkab Situbondo, Sentot Sugiono mengatakan, dengan keadaan begitu, ketersediaan gabah tidak akan kurang.
“Kalau kami hitung antara konsumsi dan panen padi di Situbondo, tidak menghawatirkan untuk ketahanan pangan,” ujarnya.
Sentot menjelaskan, serapan gabah padi di Situbondo setiap tahun surplus hingga 127.000 ton. Jumlah itu sudah termasuk penggunaan bibit, konsumsi penduduk, serta keperluan lainnya.
Dari posisi surplus serapan gabah tersebut, katanya, dilihat dari posisi panen selama satu tahun. Mulai dari panen pertama, kedua, dan panen ketiga.
“Posisi panen pertama dan kedua yang jelas banyak, sedangkan posisi panen yang ketiga dalam setahun lebih sedikit dan perlu ada stok penyangga. Tetapi untuk konsumsi di kawasan Situbondo tidak khawatir, sudah cukup,” katanya.
Sentot melanjutkan, dalam tata niaga gabah atau beras di Situbondo, posisinya mobile. Artinya, dimana ada panen padi, diikuti dengan adanya pedagang yang melakukan tata niaga.
Sentot berharap, pendapatan petani lebih tinggi agar petani sejahtera. Untuk kepentingan tata niaga, pemerintah daerah akan tetap melindungi petani. “Agar tidak masuk pedagang yang tidak berpihak kepada petani,” tambahnya.
Ia menambahkan, tidak ada aturan tata niaga yang tertutup. Artinya, tidak ada peraturan petani harus menjual gabahnya ke Bulog. Namun yang terpenting, dalam tata dan niaga, tetap bisa mensejahterahkan petani dengan memperoleh pendapatan yang tinggi.
“Jadi kami harus melihat situasi perkembangan panen. Pada saat panen awal, Bulog tidak bisa memaksakan masuk atau membeli gabah petani karena harga masih tinggi,” tambahnya.
Ketika mulai memasuki panen raya, harga gabah akan turun. Disitulah membutuhkan peran Bulog masuk untuk membeli gabah dengan harga yang layak sesuai harga jual. “Dengan begitu, stabilisasi harga tetap terjaga,” pungkas Sentot. (im/nay)