Kota Malang
Sikapi Reaksi PBNU, Rektor Unisma Terlantik Enggan Berkomentar dan Alumni Nilai Pelantikan Simpan Maksud dan Tujuan Tersembunyi
Memontum Kota Malang – Pelantikan kali ketiga atau tiga periode masa Rektor Prof Dr H Masykuri Bakri MSi untuk menahkodai Universitas Islam Malang (Unisma), terus mengundang reaksi. Tidak hanya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai bagian dari Dewan Pembina Ex-Officio, yang sudah memberikan sinyal hukum untuk membawa proses ini. Namun, beberapa alumni Unisma, pun menduga ada maksud dan tujuan tersembunyi dari pelantikan tiga periode tersebut.
Sekedar diketahui, dari penelusuran Memontum.com, diketahui bahwa PBNU sebenarnya juga telah mengeluarkan surat dengan perihal Instruksi Penetapan Pejabat Sementara (Pjs) Rektor Unisma. Surat yang dikeluarkan pada 05 Desember 2022, itu bertuliskan bahwa merujuk dewan pembina yayasan unisma tanggal 3 November 2022 perihal tanggapan terhadap surat PBNU Nomor 325/PB.01/A.II.10.67/99/11/22 dan laporan yang disampaikan oleh Tim Klarifikasi PBNU, maka dengan ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut.
Pertama, PBNU menyetujui usulan Dewan Pembina Yayasan Unisma menunjuk Prof Dr H Mohammad Nuh D.E.A sebagai Pejabat Sementara (Pjs) Rektor Unisma. Kedua, PBNU sebagai bagian dari Dewan Pembina Ex-Officio menginstruksikan kepada Pengurus Yayasan Unisma agar segera menerbitkan surat keputusan pengangkatan Prof Dr H Mohammad Nuh D.E.A, sebagai Pjs Rektor Unisma yang berlaku selama tiga bulan. Ketiga, PBNU mengintruksikan kepada pengurus yayasan Unisma untuk tidak melanjutkan proses pemilihan rektor baru yang saat ini sampai dengan tahap akhir yaitu pelantikan dan pengukuhan Prof Dr H Masykuri Bakri MSi sampai dengan proses tabayyun selesai. Dalam surat itu, juga dilengkapi tanda tangan oleh KH Miftachul Akhyar, KH Ahmad Said Asrori, KH Yahya Cholil Staquf dan Drs H Saifullah Yusuf dan dengan berstempel.
Rektor Unisma yang saat ini sudah terpilih dan dilantik, Prof Dr H Masykuri Bakri MSi, saat dikonfirmasi mengenai serangkaian surat PBNU, termasuk sinyal hukum usai pelantikannya, enggan memberikan komentar. Keterangan itu, disampaikannya melalui pesan WhatsApp.
“Saya tidak mau komen,” ucapnya singkat saat dihubungi Memontum.com, Rabu (07/12/2022) tadi.
Sementara itu, Alumni Unisma, Gigeh, menyampaikan jika pelantikan rektor hingga kali ketiga itu, diduga ada maksud dan tujuan yang lain. Terlepas, dari jabatan sebagai seorang Rektor.
Baca juga :
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
“Jika hingga tiga kali menjabat, tentu ini harus dipertanyakan lagi. Karena yang saya ketahui, Rektor dan Pembantu Rektor, dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut. Kalau lebih, pasti ada maksud dan tujuan tersendiri. Terlepas, dari jabatan seorang rektor universitas,” kata Gigeh.
Sejalan dengan keterangan itu, Alumni Unisma, M Afif, mengatakan jika dirinya tidak setuju atas dilantiknya Rektor Prof Dr H Masykuri Bakri MSi, untuk ketiga kalinya. Hal itu, tentu saja harus diganti dengan yang lainnya.
“Apakah tidak ada yang pantas menggantikan? Saya nggak setuju, karena ini seharusnya sudah waktunya ganti. Kalau kinerjanya bagus, tidak apa-apa dipertahankan sampai tiga kali,” ujarnya.
M Afif juga berkaca, dari dua periode di bawah kepemimpinan Prof Dr H Masykuri Bakrie MSi. Dimana, hanya pembangunan-pembangunan yang dilakukan. “Kita lihat, dari dua periode yang pernah dipegang, itu saya rasa hanya pembangunan yang dikembangkan. Dari segi akademisi, itu masih kurang. Apalagi, masalah perizinan gedung. Kalau gedung itu untuk mahasiswa, harusnya dimudahkan kalau mau memanfaatkan gedung atau mengadakan konser,” jelas Afif.
Selain itu, dirinya juga memberikan kritikan kepada Rektor Unisma, bahwa saat ini perkembangan zaman dinilai sudah semakin maju. Namun, Unisma masih kalah dengan kampus-kampus lain. “Dua periode yang dipegang itu, selalu ketinggalan tiga sampai lima step dengan kampus lain. Bahkan, kita hanya unggul satu atau dua tingkat dari kampus sebelah,” imbuhnya.
Berbeda dengan alumni Unisma, yang namanya ingin disamarkan. Alumni berinisial A, menyampaikan jika kepemimpinan Prof Dr H Masykuri Bakri MSi, ini dirasa ambisius. Sebab, banyak guru besar yang dirasa bisa untuk menjadi rektor.
“Banyak guru-guru besar lainnya yang bisa. Meskipun, mereka banyak juga yang nggak mau maju untuk mencalonkan diri sebagai Rektor Unisma,” ucapnya. (rsy/sit)