Pemerintahan

Stok Beras Aman, Petani Kabupaten Malang Masih Butuh Bantuan Bibit

Diterbitkan

-

Stok Beras Aman, Petani Kabupaten Malang Masih Butuh Bantuan Bibit

Memontum Malang – Dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ternyata menimbulkan kekhawatiran di beberapa sektor, salah satunya ialah sektor pangan. Pasalnya permintaan kebutuhan pangan juga tidak dapat dihindari. Sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Timur, ternyata Kabupaten Malang pun juga mengalami kekhawatiran tersebut.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Budiar Anwar mengatakan, kekhawatiran tersebut terjadi karena juga masih belum dapat dipastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Ditambah lagi, bantuan bibit dari Pemerintah Pusat juga turut berpengaruh atas pandemi ini.

“Kalau instruksi dari kementerian terkait, saat ini memang harus melakukan tanam. Tapi ternyata ada keterbatasan pada ketersediaan bibit dari pusat, mungkin juga terdampak pandemi ini. Karena petani ini juga banyak yang ragu kalau harus menanam dengan bibitnya sendiri. Karena petaninya juga tidak mau merugi. Harga benihnya sendiri Rp 80 ribu per kilogramnya untuk padi hibrida,” ujar Budiar, Kamis (11/6/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa bantuan benih bagi petani tetap bisa diberikan. Ditambah lagi, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, menurutnya juga sangat perlu digencarkan penanaman tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman perkebunan.

Advertisement

“Yang dikhawatirkan luas tambah tanam (LTT) nya berkurang, kemudian juga memasuki masa musim kemarau itu juga menjadi salah satu masalah. Padahal instruksi dari pusat, LTT harus terus ditambah, nah kita masih belum bisa mencapai target tersebut. Karena keterbatasan benih, karena mungkin juga ada pemangkasan dari pusat terdampak pandemi ini,” imbuh dia.

Selain itu, untuk beberapa kecamatan di Kabupaten Malang yang biasanya juga dikenal dengan tingginya hasil produksi padi, saat ini juga mulai menurun. Hal itu terjadi di Kecamatan Donomulyo dan Kalipare.

“Ini juga yang bikin khawatir, walaupun misalnya HPP beras itu kisaran Rp 9.500 hingga Rp 10.000 per kilonya namun sudah mulai ada kenaikan. Yang saya pantau sudah ada kenaikan Rp 400,-. Ini yang dikhawatirkan adalah, kalau stoknya menipis dan masih belum menanam, harga bisa makin naik,” terangya.

Namun begitu, dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, Budiar mengatakan bahwa ketersediaan beras masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Malang.

Advertisement

“Kalau untuk kebutuhan Kabupaten Malang saya rasa cukup hingga dua atau tiga bulan kedepan. Makanya saat ini waktunya untuk terus menanam apapun. Baik tanaman pangannya maupun hortikulturanya. Namun kalau kita berbicara kebutuhan, ya tidak bisa hanya bicara untuk Kabupaten Malang saja,” imbuhnya.

Sementara itu, ada satu hal yang patut untuk dijadikan sebuah kebanggan bagi masyarakat Kabupaten Malang. Hal itu adalah kebutuhan beras untuk masyarakat Kabupaten Malang termasuk yang telah disalurkan melalui bansos adalah hasil dari pertanian masyarakat Kabupaten Malang sendiri.

“Itu salah satunya yang membuat kami bangga, beras yang juga disalurkan dalam bansos adalah beras kita sendiri, hasil pertanian kita sendiri, atau mungkin bisa dibilang swasembada,” pungkasnya. (iki/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas