Sidoarjo
Sungai Ketapang Dangkal, Warga Gempolsari Was-Was
Memontum Sidoarjo — Kondisi sungai ketapang, di kawasan Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin terletak diutara semburan, Senin (12/2/2018) mengalami pendangkalan. Imbasnya curah hujan tinggi, air sungai meluap serta merendam pemukiman warga Desa Gempolsari, dan sekitarnya. Tidak hanya itu, lokasi tersebut kerap menjadi langganan banjir. Padahal untuk mengantisipasi banjir, setiap tahun, seharusnya dilakukan normalisasi.
“Pemukiman warga setempat, setiap musim hujan, seperti di Desa Kalitengah, Ketapang dan Desa Gempolsari, Tanggulangin setiap tahun menjadi langganan banjir. Kalau hujan turun, Gempolsari sering banjir. Karena air saluran yang mengalir ke Sungai Ketapang, cenderung kembali. Dangkalnya sungai mengakibatkan tak kuasa menampung volume air,” ujar Sopi’i (39) salah satu warga Gempolsari
“RT 10 RW 02 dan lainnya, di Desa Gempolsari yang menjadi kawasan langganan banjir. Jika hujan turun, air menggenangi kawasan tersebut. Kondisi seperti ini sudah bertahun-tahun, terutama kawasan yang berbatasan dengan sungai. Air tidak segera surut karena volume air di sungai juga tinggi,” ungkapnya Sopi’i.
“Warga beberapa waktu lalu sudah menyampaikan protes ke PPLS (Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo). Intinya minta segera ada penanganan agar tidak banjir. Salah satunya, dengan mengeruk sungai yang dangkal akibat endapan lumpur. Apalagi sungai Ketapang merupakan saluran yang melintasi pemukiman penduduk. Sungai Ketapang penuh dengan endapan lumpur. Kian hari, volumenya makin bertambah. Sungai tak dapat menampung air hujan dan lumpur sehingga menyebabkan rumah warga terendam banjir,” keluhnya.
Koordinator penanganan tanggul lumpur PPLS, Agus Winarko mengakui, “Pihaknya mendapat keluhan dari warga, meminta agar segera dilakukan pengerukan pada sungai Ketapang. Sejak masa transisi dari BPLS ke PPLS, pihaknya berupaya menangani lumpur semaksimal mungkin. Termasuk menangani sungai yang dangkal agar saat hujan pemukiman warga tidak kebanjiran. Kita sudah mengerahkan eskaponton untuk menangani saluran yang dangkal,” paparnya.
“Termasuk menormalisasi saluran sisi utara tanggul lumpur agar aliran air lancar. Normalisasi terus dilakukan, apalagi saat ini musim hujan. Pengendalian lumpur termasuk penguatan tanggul menjadi agenda utama PPLS tahun ini. Normalisasi saluran di sekitar tanggul lumpur dilakukan agar pemukiman warga tidak kebanjiran saat hujan turun. Menyinggung air yang menggenangi jalan raya protokol porong saat hujan, PPLS juga menyiapkan pompa. Dan pompa dioperasikan agar air segera surut, sehingga genangan air menghubungkan Sidoarjo-Pasuruan itu segera hilang,” imbuh Sopi’i. (gus/yan)