Banyuwangi
Tanyakan Haknya, Pemain Sepak Bola Proprov Banyuwangi Datangi KONI
Memontum Banyuwangi – Usai berkeluh kesah dengan pemerhati sepak bola Banyuwangi, tim sepak bola Porprov Banyuwangi, langsung bergerak menuju kantor KONI Banyuwangi. Sebanyak 11 atlet sepak bola ini diterima oleh sekretaris KONI Banyuwangi, Mukayin.
Kepada pengurus KONI Banyuwangi tersebut, Nasrul Alung menanyakan masalah dana kesejahteraan para pemain yang belum diberikan kepada pemain sepak bola.
Disamping itu, Nasrul menyampaikan terkait terkenanya diskualifikasi Cabor sepak bola, padahal saat berangkat ke Tuban, Askab PSSI Banyuwangi membawa 23 pemain, namun hanya didaftarkan 14 pemain.
“Kami datang ke KONI Banyuwangi ini mau mengadu, yang pertama kami belum diberi uang kesejahteraan, kami hanya mendapat janji-janji saja dari Askab PSSI Banyuwangi. Selain itu,” ujar Nasrul saat melakukan audiensi dengan pengurus KONI Banyuwangi, Rabu (24/7/2019) malam.
Padahal, lanjut Nasrul, materi pemain sepak bola yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi ini sangat ditakuti lawan.
“Saat babak penyisihan grup H, kami mampu tampil apik, mampu mengalahkan Kediri, Lumajang dan Sumenep. Dan kami menjadi juara grup, kenapa saat bertanding di Tuban KONI Banyuwangi hanya mendaftarkan 14 pemain. Sedangkan yang 5 pemain tiba-tiba didaftarkan ke klub liga profesional, sehingga tidak boleh memperkuat tim sepak bola Porprov,” paparnya.
Kepada pengurus KONI Banyuwangi, Nasrul Alung meminta agar membenahi Askab PSSI Banyuwangi agar sepak bola Banyuwangi bisa lebih baik, tidak amburadul seperti ini. Begitu juga dengan para pemain yang tidak masuk daftar pemain menjadi sedih, karena hanya bisa melihat saja sambil menangis.
“Percuma saja punya pemain baik, kalau manajemennya seperti ini. Jelas sangat merugikan para pemain,” gerutu pelatih Sepak Bola Argen, Kecamatan Genteng.
Menyikapi hal ini, sekretaris KONI Banyuwangi, Mukayin menjelaskan, untuk anggaran sepak bola dari sebesar Rp 60 juta untuk pembinaan para atlet sepak bola sudah diserahkan ke Askab PSSI Banyuwangi.
“KONI Banyuwangi sudah menyerahkan uang pembinaan sebesar Rp 60 juta ke Askab PSSI Banyuwangi,” tegas Mukayin.
Sebagai ketua Kontingen, Mukayin mengaku sangat sedih melilat para pemain sepak bola. Menurut Mukayin, seharusnya saat penyerahan dokumen pemain sepak ke panitia Porprov, Askab Banyuwangi hanya menyerahkan 14 pemain. Sehingga KONI Banyuwangi mendaftarkan sesuai dengan dokumen yang diserahkan oleh setiap Cabor (Cabang Olahraga).
“Dokumen yang diserahkan ke KONI itu cuma 14 pemain. Ketika lomba dimulai, dari 14 pemain itu, yang boleh main hanya 9 orang, sedangkan yang 5 pemain tidak boleh ikut main karena sudah masuk klub liga profesional,” dalih Mukayin. (ras/tut/oso)