Kota Malang
Tekan Harga Bahan Pokok di Kota Malang, Pj Wali Kota Pantau Pelaksanaan GPM Sasar Kelurahan
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota Malang menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan menyasar masing-masing kelurahan yang ada di Kota Malang. Seperti yang dilakukan di Kelurahan Tlogomas, Kota Malang, Selasa (19/03/2024) tadi.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang turut hadir meninjau kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa harga bahan pokok yang dijualkan di GPM, berbeda dengan yang ada di pasaran. Yakni, relatif lebih terjangkau.
“Di GPM tadi harga telur hanya dijual Rp 29 ribu per kilogram. Kemudian ayam segar itu Rp 31 ribu. Kemudian beras SPHP itu kami jual Rp 51 ribu per 5 kg. Minyak goreng juga lebih murah di GPM. Tentu ini sangat membantu masyarakat, apalagi menjelang lebaran seperti saat ini,” kata Pj Wali Kota Wahyu.
Baca juga:
Kemudian, ditambahkannya jika GPM tersebut dilakukan bukan hanya sekali saja. Namun, akan terus berjalan hingga mendekati perayaan Idul Fitri 1445 Hijiriah di April mendatang dan di masing-masing kelurahan. Dengan adanya GPM tersebut, diharapkan memang dapat menekan harga bahan pokok.
“Harga bahan pokok relatif semakin meningkat. Karena memang kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat. Sebenarnya ketersediaannya ada, namun karena peningkatan permintaan sehingga menyebabkan harga mulai merangkak naik. Nah, ini salah satu antisipasi harga agar tidak terlalu tinggi dan mencegah inflasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan, menyampaikan bahwa untuk persyaratan GPM tersebut harus warga Kota Malang. Kemudian, untuk pembelian beras, satu orang dibatasi hanya bisa membeli 10 kg saja.
“Nanti mekanismenya di saat mulai pengantrean itu sudah didata sesuai KTP yang dibawa. GPM ini kita gelar sepanjang Ramadan, setiap hari di semua kecamatan. Karena memang kita menyediakan bahan bahan pokok yang menjadi kebutuhan tiap bulan Ramadan dan Lebaran,” tambah Slamet.
Selain itu, salah satu warga Tlogomas, Sri Nurwati, mengaku sangat terbantu sekali dengan adanya GPM tersebut. Sebab, beberapa komoditi yang dijualkan ada selisih harga dengan di pasaran. Apalagi, pihaknya mengantre mulai dari pukul 07.00 WIB.
“Adanya GMP ini sangat membantu. Karena selisih bahan pokok yang ada disinu dan diluar sana sangat banyak. Bagi ibu rumah tangga selisih Rp 1 ribu sampai Rp 3 ribu kan lumayan. Tadi beli beras SPHP dua sak 5 kg an, beras lahap wanita juga dua sak, sama beli minyak sanco dan minyakita, habis Rp 629.000,” imbuh Sri. (pro/rsy/sit)