Sidoarjo
Teknologi Nuklir Pertanian Sidoarjo Ditinjau Dubes Austria
Memontum Sidoarjo – Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menerima kunjungan Duta Besar RI untuk Austria, Darmansjah Djumala dan Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Dr Hendig Winarno di Ruang Delta Wicaksana, Selasa (23/07/2019). Kedatangan Dubes RI Austria ini, untuk meninjau penerapan Teknologi Nuklir di sektor Pertanian, khususnya varietas unggul padi di Sidoarjo.
“Nuklir biasanya dianggap sebagai hal yang menakutkan, karena bencana terhadap kehidupan manusia. Tapi, kali ini tidak. Nuklir dapat dikembangkan sebagai hal yang menguntungkan bagi kehidupan manusia,” kata Duta Besar RI Austria, Darmansjah Djumala.
Menurut Darmansjah hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan nuklir di Indonesia. Di mulai dari dua peternak sapi asal Subang, Jabar yang diundang ke sidang PBB September Tahun 2018 lalu, untuk menceritakan keberhasilan mereka dalam peningkatan di bidang pemanfaatan nuklir untuk peternakan.
“Dengan berhasilnya pemanfaatan teknologi nuklir dalam pertanian, duta besar dan Batan berharap pemanfaatan nuklir dalam bidang pertanian juga akan membuahkan hasil,” pintahnya.
Darmansjah menilai aplikasi nuklir dalam pertanian sudah berjalan dengan baik. Pihaknya berharap kedepan harus dikembangkan lebih lanjut. Rencananya Dubes Austria bekerja sama dengan Pemkab Sidoarjo dan Batan mengawasi perkembangan teknologi nuklir. Ini menjadi bekalnya sebagai promosi hasil padi Sidoarjo dalam pengaplikasian nuklir di sektor pertanian di lembaga forum dunia yaitu PBB dan Lembaga Atom Dunia di Wina, Austria.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan sosial ekonomi di pedesaan di Sidoarjo terutama dalam produksi padi,” tegasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemkab Sidoarjo, Handayani menjelaskan Tahun 2018 lalu, Pemkab Sidoarjo bekerjasama dengan Batan di sektor pertanian untuk pengembangan penangkaran padi. Jenis benih yang ditanam bernama Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir dan Mugibas (Mugtan Unggul Iradiasi Batan). Benih ditanam di lahan 0,3 hektar dan panen Mei 2018 sebanyak 3.800 kilogram gabah kering panen. Kemudian diolah menjadi benih sebanyak 3.100 kilogram gabah kering giling.
“Selanjutnya benih didistribusikan untuk penyebaran pada 21 titik di 17 kecamatan dengan luas 64 hektar di Tahun 2019,” ungkapnya.
Deputi Pendayagunaan Teknologi Nuklir Batan, Dr Hendig Winarno menguraikan yang membedakan padi teknologi nuklir yakni padi diteliti dengan radiasi. Hal ini membuat padi akan mengalami mutasi genetik yang akan menghasilkan padi-padi yang memiliki kualitas baik.
“Dengan baiknya kualitas padi, maka akan menciptakan nilai produktivitas tinggi, tahan dari penyakit, dan memiliki rasa yang lebih enak. Padi-padi ini memiliki masa tanam yang sama dengan lainnya. Tapi Batan sedang mengembangkan padi yang memiliki masa tanam lebih cepat,” paparnya.
Sementara Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin mengaku sangat berterima kasih atas bantuan padi Batan yang memiliki hasil beras bagus dan rasa yang enak. Pihaknya berharap kedepan petani Sidoarjo akan mewakili Indonesia ke di Wina, Austria untuk menceritakan kesuksesannya dalam bidang pertanian.
“Terutama bercerita ke dunia untuk menggunakan varietas padi yang dimodifikasi dengan teknologi nuklir. Sekaligus untuk menghilangkan pandangan terhadap nuklir yang biasa digunakan dalam peperangan,” tandasnya. (Wan/yan)