Kota Malang
Tim UM Raih 2 Gelar KMHE 2018
Berhak tiket melaju SEM Thailand 2020
Memontum Kota Malang—-Berbekal pengalaman 2 tahun sebelumnya dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE), tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM), yakni Tim Semeru meraih 2 gelar sekaligus di KMHE 2018 di Universitas Negeri Padang, selama 5 hari, Selasa-Sabtu (27/11-1/12/2018). Yakni juara 1 kategori Prototipe MPD Etanol, dan juara 2 kategori Urban MPD Etanol. Dalam ajang bergengsi KMHE 2018 yang diselenggarakan Dirjen Belmawa Kemenristekdikti RI ini, kategori yang dilombakan adalah Kategori Urban, terdiri dari 4 kelas Motor Pembakaran Dalam (MPD) yaitu Gasoline, MPD Etanol, MPD Diesel, dan Motor Listrik; dan Kategori Prototipe, terdiri dari 4 kelas Motor Pembakaran Dalam (MPD) yaitu Gasoline, MPD Etanol, MPD Diesel, dan Motor Listrik. Dalam ajang ini, tim UM menurunkan tim Semeru 1 dalam kategori Prototype MPD Etanol dengan menurunkan kendaraan Kumbolo Eco 2, sedangkan tim Semeru 2 pada kategori Urban MPD Etanol menurunkan Akasa.
Dosen pembimbing tim Semeru 1, Dr. Avita Ayu Permanasari MP, mengucapkan syukur timnya mampu mengalahkan tim bertahan Rakata dari ITB, yang biasanya menembus lebih 800 kilometer per liter. “Alhamdulillah, kami dapat pencapaian 543 kilometer per liter. Sebelumnya 2017 dapat 366 kilometer per liter. Rakata ITB dan tim pesaing lainnya mengalami Did Not Finish (DNF), karena lintasannya berbeda dan banyak tikungan, yang menyebabkan banyak kendaraan terbalik dan terguling. Bahkan ada yang mengalami kerusakan mesin dan pengereman sebelum garis finish,” jelas Avita.
Kedua tim berhak melaju ke Shell Eco-Marathon (SEM) Thailand 2020. Disinggung persiapannya, manager tim 1, M. Azis Kurniawan, berencana melakukan perombakan bodi dan chasis menjadi carbon fiber aerodinamis dan monoshock agar lebih ringan. Serta upgrade engine dan bearing agar gliding lebih lancar. “Untuk perkiraan biaya belum terdata secara rinci,” jelas Azis.
Senada, manager tim 2, Yoki Setiawan, mengatakan dalam ajang ini yang dinilai adalah kilometer per liter, bukan ajang adu cepat. Selain itu, kepiawaian pengemudi dalam mengendalikan kendaraan dalam lintasan juga turut mempengaruhi. Tak hanya jalur lurus, namun jalur berbelok, dan putar balik. “Kondisi engine kurang maksimal. Masih ada waktu 2 tahun untuk riset engine. Rencananya, ada perombakan bodi agar lebih aerodinamis dan desain estetika. Pemilihan bahan sangat penting, karena akan mempengaruhi akselerasinya,” terang Yoki.
Sementara itu, pembimbing tim Semeru 2, Dr Sukarni, menyatakan sebelumnya Akasa pernah turun saat di ITS, namun hanya mampu meraih juara 2. Melalui riset dan strategi di KMHE 2018, akhirnya membuahkan hasil. “Butuh strategi yang bisa memadukan antara teknologi dan skill, agar capaian kilometer per liter lebih tinggi. Skill driver cukup mempengaruhi, namun peran manager dalam pengambilan keputusan tim juga berpengaruh,” jelas Sukarni.
Tim menurunkan 2 driver yang dituntut piawai dalam mengendalikan kendaraan dalam lintasan, yaitu Andre Ari Wibowo (driver 1) yang mampu mencatatkan 407 km/l, dan Suryo Abdi Putro (driver 2) yang mencatatkan 543 km/l. Menurut Andre, peran driver 1 sangat berpengaruh untuk dijadikan panduan pengalaman oleh driver 2, agar mencapai hasil yang lebih baik.
“Sebelumnya, kami mengamati dan mempelajari bentuk lintasan. Kami diperbolehkan mencoba 3 kali putaran. Saat track lurus akselerasi bagaimana, saat belok di titik bagian mana, dan saat putar menjaga keseimbangannya harus seperti apa. Alhamdulillah, strategi yang kami terapkan bisa melalui lintasan dengan panjang sekitar 7,97 kilometer jadi lancar. Yang lain banyak gugur di belokan dan putar balik, karena terlalu kencang,” tukas Andre. (rhd/yan)