Surabaya
Tomohon Belajar Kerukunan Beragama di Surabaya
Memontum Surabaya—Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan bersama dengan Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sambangi Pemkot Surabaya. Kedatangannya pun diterima langsung oleh Sekretaris Kota (Sekkota) Hendro Gunawan, di ruang sidang walikota.
Tujuan kunjungan kerja wakil walikota tersebut untuk mendapati ilmu, terkait dengan kerukunan umat beragama yang ada di Surabaya. Syerly Adelyn Sompotan pun mengakui dan mengapresiasi atas kerukunan agama di Surabaya. Bahkan telah diakui oleh dunia serta memiliki enam rumah ibadah berdampingan di daerah Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri Surabaya.
“Itu contoh nyata kerukunan umat beragama di Surabaya, dan saya harap hasil kunker ini bisa memperkokoh kerukunan umat beragama sekaligus mencegah konflik di Kota Tomohon,” ujarnya saat memberi sambutan, Selasa (23/10).
Sekkota Hendro Gunawan menyampaikan kerukunan umat beragama di Surabaya sangatlah kondusif. Hal tersebut dikarenakan Pemkot Surabaya telah melibatkan semua unsur, mulai dari kejaksaan, kepolisian, LSM, Danrem, tokoh masyarakat dan pemuka agama.
“Tujuannya, agar banyak sumbangsih ide yang diterima dalam menjaga kerukunan umat beragama di Surabaya,” ucap Hendro.
Hendro menjelaskan langkah-langkah konkret apa saja ketika Surabaya menghadapi darurat kerukunan umat beragama, seperti saat terjadinya insiden bom di Surabaya mengguncang tiga gereja beberapa bulan lalu. Menurut Hendro, jajaran Forpimda dan FKUB telah bersinergi bersama-sama untuk melakukan sosialisasi, pendekatan, pendampingan kepada korban dan seluruh masyarakat tingkat kecamatan dan kelurahan hingga tuntas.
Hendro juga mengatakan, Pemkot Surabaya juga turut andil dalam menangung biaya pendidikan dan memberikan pekerjaan kepada korban yang terkena bom. “Nilai kerugian materiel semuanya ditanggung Pemkot Surabaya dengan melibatkan seluruh elemen. Itu yang membuat Surabaya cepat bangkit,” ujarnya.
Tak henti sampai di situ saja, pada beberapa kesempatan, setiap agama saling bahu membahu. Sekkota Surabaya mencontohkan saat ibadah gereja, GP Anshor menjaga gereja untuk merekatkan kerukunan antar umat beragama, begitu pun sebaliknya.
“Semua turut membantu dan menjaga lokasi dengan melibatkan semua unsur agama tanpa memandang etnis dan religiusnya,” imbuhnya.
Yazid Muhammad selaku Ketua FKUB Surabaya menambahkan apa yang telah disampaikan oleh Hendro, bahwa cara pandang warga Surabaya dalam menyikapi kerukunan umat beragama sudah sangat dewasa.
Hal ini dibuktikan ketika Surabaya diguncang bom dan mereka semua bangkit untuk saling membantu satu dengan yang lain. “Kami ingin menciptakan kedamaian dan sikap toleransi di Surabaya,” tambah Yazid.
Pun untuk mempererat kerukunan umat beragama, FKUB Kota Surabaya juga menggelar kegiatan forum group discussion (FGD) dengan melibatkan pemuda lintas agama untuk mengantisipasi gerakan-gerakan radikal.
Selain itu, lanjutnya, FKUB turut menggandeng ibu-ibu dengan wadah dialog perempuan lintas agama. Tujuannya, menambah wawasan terkait kerukunan umat beragama.
“Jadi, kalau ada gesekan atau provokasi yang tujuannya memecah belah kerukunan umat beragama, mereka semua bisa memfilter atau menyikapi hal tersebut dengan bijak dan cerdas,” ujarnya.
Ketua FKUB Kota Tomohon, Joy Palilingan, mengaku tertarik dengan Forum Pemuda dan dialog Wanita Lintas Agama. “Kita tindaklanjuti ilmu yang sudah didapat dari Kota Surabaya untuk menjaga kedamaian dan kerukunan umat beragama di Kota Tomohon,” tutupnya. (est/ano/yan)