SEKITAR KITA
Tumbuhkan Rasa Keharmonisan hingga Toleransi, Bakesbangpol Situbondo Gelar Sosialisasi Pembauran Kebangsaan
Memontum Situbondo – Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), menggelar sosialisasi pembauran kebangsaan sebagai mitra strategis menjaga kerukunan masyarakat. Kegiatan yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa keharmonisan, toleransi, saling menghormati dan menghargai berbagai suku, budaya, bahasa dan agama, itu digelar Jumat (11/02/2022) dan diikuti sekitar 50 peserta.
Hadir langsung dalam pelaksanaan itu, Kepala Bakesbangpol Situbondo, Basuki, Wakil Ketua DPRD, Heroe Soegihartono, dan Kabid Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Bakesbangpol Situbondo, Adi Pratama. Sementara peserta sosialisasi, melibatkan tokoh pemuda dan tokoh perempuan.
Kabid Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Bakesbangpol Situbondo, Adi Pratama, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan memberikan pemahaman kepada semua lapisan masyarakat, tentang pentingnya pembauran kebangsaan dalam menciptakan kerukunan di masyarakat. Sehingga, diharapkan dapat mencegah masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan kekerasan yang bersifat keagamaan, ras, suku dan budaya.
“Ini dilakukan untuk meningkatkan pembauraan kebangsaan guna menumbuh kembangkan keharmonisan, toleransi, saling pengertian, menghargai dan menghormati,” terangnya.
Baca juga:
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
Kepala Bakesbangpol Situbondo, Basuki, mengatakan bahwa kerukunan antar kelompok masyarakat sangat penting untuk dilakukan. Sebab, hal itu perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi. Sehingga, perlu saling menjaga sikap kerukunan dalam kelompok sosial masyarakat.
“Karena, masyarakat yang tidak rukun akan mudah terprovokasi, yang dapat menimbulkan konflik sosial,” ujarnya.
Secara global, tambahnya, bangsa Indonesia masih menghadapi konflik yang berkepanjangan. Ini disebabkan bermacam latar belakang yang ada. “Untuk menjaga keutuhan dan kesatuan, diperlukan adanya komitmen seluruh elemen masyarakat dalam menegakkan kedaulatan masyarakat,” ujarnya kepada memontum.com.
Dikatakannya, dalam acara sosialisasi ini pembauran kebangsaan sebagai mitra strategis dalam menjaga kerukunan masyarakat di Situbondo. Basuki mengaku, perlu adanya keterlibatan masyarakat umum secara utuh. Sebab, masyarakat menjadi ujung tombak pentingnya dalam menciptakan kerukunan di masyarakat.
Sehingga, bisa tumbuh keanekaragaman suku, budaya, etnis dan agama sesuai kepercayaannya masing-masing. “Membaur dan hidup berkembang, yang terjalin komunikasi interaksi dalam satu kesatuan sebagai bangsa yang utuh dan berdaulat,” terangnya.
Basuki menambahkan, dalam menghadapi persoalan konflik di masyarakat sekecil apapun, harus diselesaikan segera mungkin. Sehingga, persoalan tersebut tidak menjadi besar. “Menyangkut konflik yang timbul di masyarakat. Maka, perlu untuk segera diselesaikan. Agar tidak menjadi persoalan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah, H Syaifullah, yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia pada Sekretariat Daerah, Prio Handoko, mengatakan meski berbeda pandangan politik, perlu adanya sikap kedewasaan diri. Sehingga, tidak mudah terprovokasi. Dengan begitu, kerukunan dalam masyarakat dapat terjaga dengan baik.
“Jangan sampai perbedaan pandangan politik kita, menjadi dasar awal muncul nya konflik baru,” ucapnya.
Kapolres Situbondo, yang dalam hal ini diwakili oleh Kasat Intelkam Polres Situbondo, AKP Agus Susanto S.Sos, memberikan paparan tentang ‘Peran Polri dalam terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun
aman dan damai melalui pembauran kebangsaan’. (her/sit)