Pamekasan
Unjuk Rasa Jilid II BEM Unira Ditemui Langsung Bupati Pamekasan
Memontum Pamekasan – Aksi unjuk rasa jilid II Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (Unira) di depan Kantor Bupati Pamekasan, Selasa (18/10/2022) tadi, kembali digelar. Mahasiswa yang ingin menyampaikan secara langsung aspirasinya kepada Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, akhirnya berhasil dilakukan.
Ketua BEM Unira, Hendra, menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan aksi lanjutan dari aksi yang sebelumnya. Akan tetapi, pada aksi pertama, tidak ditemui oleh Bupati Pamekasan. Dan pada aksi tersebut, tujuannya untuk mengevaluasi lima program prioritas bupati, selama empat tahun memimpin Pamekasan.
“Kita sudah tahu, bahwa Bupati Pamekasan sudah empat tahun memimpin Pamekasan. Kemudian, ada lima program prioritas yang di gaung-gaungkan di media, bahwasanya itu sudah efektif dan seratus persen menyerap kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa salah satu yang disorot ialah di sektor pendidikan. Dimana ditahun 2020-2022, bahwa beasiswa santri sudah terserap pada ribuan santri di Kabupaten Pamekasan. Akan tetapi, pihaknya bingung santri yang mana dan di pondok yang mana yang mendapatkan.
“Kita tahu pada tahun 2020-2022, Bupati Pamekasan diberitakan bahwa beasiswa santri sudah 4 ribu yang mendapatkan. Tetapi, ada berapa jumlah pesantren di Kabupaten Pamekasan dan berapa pesantren yang mendapatkan beasiswa tersebut. Karena di Pamekasan, jumlah pesantren cukup banyak. Sehingga, harus ada pemerataan,” tambahnya.
Selain itu, Hendra menanyakan terkait beberapa sekolah di Kabupaten Pamekasan, yang status tanahnya masih sengketa. Tidak diproses oleh Pemkab Pamekasan, agar status tanah tersebut bukan lagi pribadi. Seperti di sekolah SDN 4 Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan.
Baca juga :
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
“Ada kurang lebih 20 sekolah dasar di Kabupaten Pamekasan, yang status tanahnya masih milik warga dan itu belum dialihkan. Kemudian, ada beberapa bulan yang lalu, di Kecamatan Palengaan, ada sekolah dasar yang disegel oleh pemiliknya. Karena, status tanahnya masih sengketa,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi masukan dan kritikan yang sudah disampaikan oleh BEM Unira kepadanya, selama empat tahun memimpin Kabupaten Pamekasan.
“Saya sampaikan terima kasih setinggi-tingginya atas pendapat atau kritik dan beberapa hal lain berkenaan dengan seluruh kebijakan, sistem serta beberapa outcame yang telah kita lakukan empat tahun terakhir,” ujarnya.
Bupati Baddrut Tamam menyampaikan, bahwa di Kabupaten Pamekasan, ada ratusan pondok pesantren. Akan tetapi, hanya sebagian yang menjadi mitra. Dan itu, sudah ada yang menerima bea siswa santri yang telah dicanangkan oleh Pemkab Pamekasan.
“Bahwa di Kabupaten Pamekasan ada 391 pondok pesantren dan ada 37 pesantren mitra. Di tahun pertama RPJMD berjalan, alhamdulillah sudah ada 1.650 beasiswa santri yang sudah kita kirim ke pesantren,” terangnya.
Bupati Baddrut Tamam menambahkan, bahwa selain beasiswa santri ada beasiswa kedokteran yang mana Pemkab Pamekasan, bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dan di tahun ini, sudah ada lima pelajar yang sudah dikirim ke Kampus Unair. (azm/gie)