Surabaya
UNNAR dan HIMPAUDI Motori Wilayah Ramah ABK
Memontum Surabaya – Universitas Narotama (UNNAR) bekerjasama dengan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD Indonesia (HIMPAUDI) dan Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) menggelar talkshow bertajuk “Bersama Kita Wujudkan Mulyorejo Sebagai Wilayah Ramah ABK”, Selasa (13/11/2018), di Conference Hall kampus.
Hadir sebagai pembicara adalah ketua Yayasan Peduli Kasih ABK, Dr. Sawitri Retno Hadiati, dr, MQHC. Sawitri menekankan talkshow pada dasar dan tujuan agar semua orang memahami beberapa poin, antara lain tidak ada anak yang bodoh, menggalakkan gerakan #KitaSama, no child left behind, dan nothing about us without us.
“Masyarakat awalnya harus memahami definisi dari ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus, secara tidak diskriminatif. Yaitu adalah anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang dan membutuhkan layanan khusus, namun dapat dioptimalkan selama keluarga dan masyarakat sekitarnya mau peduli,” jelas Sawitri.
ABK, lanjutnya, harus ditangani oleh profesi yang terdidik dan terlatih karena permasalahan ABK yang rumit dan membutuhkan awareness dari semua pihak.
“Kita juga harus memahami bahwa ABK ini terbagi atas beberapa jenis, yaitu berdasar kekhususan fisik dan non fisik, berdasarkan IQ, berdasarkan waktu diketahui dan risikonya, serta kecepatan perkembangan,” katanya.
ABK bisa dideteksi sejak dini dengan kewaspadaan orang-orang sekitar saat tumbuh kembang anak. “Misalnya apakah anak ini mengalami keterlambatan atau ketidakberaturan dari tahapan tumbuh kembang standar, serta apakah ada hambatan kesehatan atau kelainan bentuk dan struktur tubuh,” ujar dia.
Masyarakat diminta bisa membantu agar ABK dapat aktif dan bahagia, apa saja yang bisa dilakukan agar ABK dapat mandiri, dan apa yang dapat dioptimalkan dari ABK lewat pembelajaran dan karya. “Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita berinteraksi dengan orangtua ABK. Kita harus memahami perasaannya yang pasti merasa kehilangan harapan. Kita bantu mereka untuk tetap percaya diri,” ajak Sawitri.
Selanjutnya Sawitri memperkenalkan gerakan #KitaSama yang memiliki prinsip memandang utuh setiap makhluk ciptaan Tuhan karena semua makhluk-Nya tidak ada yang sia-sia. Serta merespons wajar ketika bertemu dan berinteraksi dengan ABK dan memahami ABK bukan sebagai keterbatasan. “Maka kita semua perlu saling membantu,” tutupnya. (ano/yan)