Visum Hilang, PH Uniba Layangkan Somasi ke RSUD Blambangan

“Saya kaget, Visum itu hanya diberikan cuma 1 atas nama Ikhwanudin, sedangkan visum untuk Bambang Kris, kok tidak ada,” ujar PH Uniba ini.

Lebih lanjut Nurhadi mengatakan, padahal saat itu pihak Polres Banyuwangi mengeluarkan 2 surat pengantar visum et repertum untuk Ikhwanuddin dan Bambang Kris. Setelah itu, dirinya menanyakan kepada petugas, yang katanya hanya melakukan satu visum untuk Ikhwanudin sedangkan untuk Bambang Kris yang mengalami luka kepala dan mendapat perawatan selama dua hari tidak ada surat pengatarnya.

“Saya itu tahu sendiri, kalau Polres itu mengeluarkan dua surat pengantar, tapi hanya dikeluarkan 1 visum, dengan alasan pihak RSUD Blambangan hanya menerima satu surat pengantar saja,”tandasnya.

Anehnya, dalam pengambilan visum et repertum itu, bukan petugas yang menanganinya kasus ini. “Kok aneh yang mengambil visum ini petugas yang tidak menangani kasus ini, dan saya tahu setelah petugas RSUD menunjukkan WA antara karyawan RSUD Blambangan dengan anggota Polres Banyuwangi yang mengambil visum itu, dan yang mengambik itu Polisi yang tidak menangani kasus ini,” jlentrehnya.

(baca juga : Demo di Kampus, Pelantikan Rektor Digeser ke Hotel )

Seperti diketahui, pasca dilantiknya DR. Sadi, MM dilantik menjadi rektor Uniba menggantikan Teguh Sumarno, SPd. MM yang habis masa bhaktinya. Aksi kekerasan ini terjadi. Dari kabar yang berkembang, pelantikan DR. Sadi ini tidak prosedural karena tidak didukung atau diusulkan oleh pihak rektorat Uniba. Dampak dari pelantikan ini, ada dugaan kelompok Teguh Sumarno menyewa preman memgamankan aset-aset milik Uniba.

Bahkan akibat pelantikan DR Sadi ini, Uniba terpecah menjadi tiga, untuk kampus A dibawah kendali Teguh Sumarno, Kampus B dibawah kendali DR. Sadi dan Kampus C dibawah kendali Ilyas. (tut/nay)

Laman: 1 2