Kota Malang

Wali Kota Sutiaji dan Wawali Edi Berhasil Tekan Angka Kemiskinan hingga di Bawah Provinsi dan Nasional

Diterbitkan

-

BANTUAN: Wali Kota Malang, Sutiaji, saat memberikan bantuan sosial kepada para keluarga miskin di Kota Malang, saat sambang kelurahan. (ist)

Memontum Kota Malang – Mengalami peningkatan angka kemiskinan saat terjadi Pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kini telah berhasil bangkit dan menurunkan angka kemiskinan hingga di bawah provinsi dan rata-rata nasional. Tentunya, ini berbagai upaya yang terus dilakukan oleh Pemkot Malang, di bawah pimpinan Wali Kota Malang, Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko.

Seperti salah satunya, melalui kegiatan program sambang warga yang dilakukan setiap hari Jumat, untuk di masing-masing kelurahan pada lima kecamatan yang ada di Kota Malang. Hal itu sengaja dilakukan, guna untuk menemui dan menyapa warga, sehingga mengenai keluhan yang terjadi dapat langsung disampaikan dan segera ditindaklanjuti oleh masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.

“Melalui kegiatan tersebut, nantinya diharapkan kita dapat menemui dan menemukan kendala yang terjadi. Termasuk, seperti beberapa warga yang kurang mampu dan membuat database mengenai kesejahteraan sosial. Di mana, itu untuk mengetahui by name (nama), by address (Alamat) dan by need (kebutuhan) masyarakat miskin. Sehingga, penanganan kemiskinan di Kota Malang, ini bisa tepat sasaran,” kata Wali Kota Sutiaji.

Dari data kemiskinan yang telah dihimpun, pada tahun 2021 lalu angka kemiskinan di angka 4,62 persen. Kemudian di 2022 lalu, angka kemiskinan turun berada di angka 4,37 persen atau sebanyak 33 ribu penduduk miskin. Dari angka tersebut, tentunya telah mengalami penurunan sekitar 0,3 persen.

Advertisement

Meskipun sudah mengalami penurunan yang sangat bagus dan menempati di posisi ke dua di Jawa Timur, namun Pemkot Malang terus menangani semua dan tetap melakukan berbagai upaya masif untuk menekan angka kemiskinan. Bahkan di tahun 2023, angka kemiskinan di target di angka 3,77 persen atau turun 0,6 persen.

“Langkah yang dilakukan juga fokus pada pemerataan pendidikan, untuk menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan kesejahteraan. Nantinya, akan dilakukan melalui program bantuan seperti Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) dan pemberian beasiswa bagi siswa yang membutuhkan. Kemudian, program bantuan sosial juga akan ditingkatkan guna meningkatkan daya beli masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wali Kota Sutiaji juga menyampaikan bahwa upaya yang dilakukan juga memberikan Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) senilai Rp 150 ribu yang diberikan dalam bentuk beras 10 kilogram dan telur 10 butir. Kemudian, secara rutin dan massif menjalankan program Rantang Kasih.

“Dalam program Rantang Kasih itu, hampir semua Pemerlu Pelayanan Kesehatan Social (PPKS), khusus Lansia yang memang tidak bisa dibantu secara material mereka dibantu dengan program rantang kasih. Dimana dari Dinsos P3AP2KB, ini memberikan pemenuhan gizi melalui makanan yang dikirimkan dua kali sehari,” paparnya.

Advertisement

Baca juga :

Selain itu, Pemkot Malang juga memberikan bantuan sosial berupa alat bantu tubuh atau alat bantu dengar kepada masyarakat difabel dan para lansia. Di samping itu, kepada para Perempuan sebagai Kepala Keluarga (Peka) juga diberikan pelatihan dan sosialisasi.

“Meskipun belum teratasi, tapi mereka semua sudah tertangani. Yang terpenting Standart Pelayanan Minimal (SPM) terkait PPKS di Dinsos P3AP2KB itu sudah semua 100 persen,” ujarnya.

Kemudian, mengenai program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian RI, di Kota Malang sendiri ada sebanyak lebih dari sembilan ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Namun, sekitar 137 orang telah menyandang predikat lulus (tergraduasi).

“Artinya mereka yang menerima bantuan akhirnya bisa meningkatkan perekonomian, tentu itu lewat kegiatan yang ada di Dinsos P3AP2KB, termasuk juga melalui kegiatan dari kementerian,” katanya.

Advertisement

Namun, dengan beberapa upaya tersebut Pemkot Malang melalui Dinsos P3AP2KB Kota Malang, terus gencar menekan angka kemiskinan tersebut. Terlebih, di tahun 2023 ini target penurunan akan terus dimaksimalkan.

Sementara itu, salah satu penerima manfaat dari program Rantang Kasih yang telah dilakukan oleh Pemkot Malang melalui Dinsos P3AP2KB, Sareh (77), warga kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, merasa bersyukur dengan bantuan yang telah diberikan tersebut. Apalagi, pihaknya telah terkena penyakit stroke, hingga tidak bisa melakukan aktivitas.

“Tentunya saya sangat bersyukur ada bantuan makanan bergizi dari Pemkot Malang, soalnya saya Cuma jualan rujak. Bapak sakit dan usia kami sudah tak muda lagi, sulit kalau bekerja ke luar rumah,” ucap sang istri, Siti Juariah.

Saat ditemui, Siti menyampaikan rasa terimakasihnya dan mengaku sangat terbantu program Dinsos-P3AP2KB tersebut. Bahkan, meski belum pernah bertemu langsung dengan Wali Kota Malang, Sutiaji, namun melalui program Rantang Kasih, pihaknya mengaku seperti dikirimi makanan langsung oleh pria nomor satu di lingkungan Pemkot Malang itu.

Advertisement

“Ini tadi sudah dikirim lauk, ada sayur bayam, buah-buahan, air putih, dan nasi. Alhamdulillah senang karena diperhatikan oleh Pak Wali Kota,” imbuh Siti. (hms/rsy/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas