Blitar
Walikota Blitar Buka Pelatihan Vertical Bulding Rescue
Memontum Blitar—– Guna mempersiapkan sumber daya manusia dalam penanganan dan penyelamatan bencana yang terjadi, Kesbangpol dan BPD Kota Blitar menggelar pelatihan SAR Tanggap Darurat Bencana, khususnya penanganan vertical building rescue, Senin (19/3/2018).
Kegiatan yang rencananya dilakukan selama 2 hari tersebut terbagi dalam 2 sesi, yaitu materi dan praktek penyelamatan, dan dikuti relawan dari berbagai organisasi yang ada di Kota Blitar, seperti Orari, Rapi, Tagana dan Senkom.
Dalam sambutanya, Wali Kota Blitar, Mohamad Samanhudi Anwar mengatakan, bahwa tema yang diangkat dalam pelatihan SAR kali ini cukup menarik, yaitu penyelamatan pada gedung bertingkat.
“Tema ini sesuai dengan realitas di Kota Blitar yang memang semakin lama semakin banyak gedung bertingkat, sehingga model penanganan bencananya juga perlu dipelajari,” ujar Walikota, Senin (19/3/2018).
Dalam kesempatan tersebut, Samanhudi Anwar juga mengingatkan agar tim SAR Kota Blitar harus banyak belajar tentang berbagai jenis bencana. Baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia. Karena memang realitas bencana datangnya tidak terduga dan sewaktu–waktu.
“Kita memerlukan pola penanganan dan antisipasi bencana di Kota Blitar perlu ditata dengan lebih baik, tersistem, partisipatif, dan secara rutin kita evaluasi seluruh infrastruktur pendukungnya”, imbuh Samanhudi.
Selain itu, kata Samahudi, hal ini menjadi sangat penting, karena dari berbagai kasus bencana di berbagai daerah kita dapat mengambil pelajaran bahwa ketika bencana terjadi penangannnya benar – benar perlu terkoordinasi dengan baik. Tidak boleh ada saling tuding dan saling tunjuk siapa yang harus bertanggung jawab. Sistem yang ada harus berjalan dengan cepat, tepat, dan cermat.
“Saya berharap kegiatan ini mempunyai tindak lanjut atau follow up dan tidak berhenti seiring dengan berakhirnya jadwal pelatihan. Oleh karena itu, perlu ada semacam proses penyegaran melalui pertemuan – pertemuan informal. Jangan sampai setelah diberikan materi, tetapi karena ilmunya sudah lama tidak digunakan, maka ketika terjadi bencana justru tidak siap,” tegas Samanhudi di depan peserta latihan. (fzi/hms/nay)