Kota Malang
Walikota Sutiaji dan TPID Blusukan ke Pasar
Memontum Kota Malang – Walikota Malang dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang blusukan di dua pasar tradisional dan toko grosir di Pasar Besar, Rabu (8/5/2019). Blusukan bagian dari monitoring ini untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan di Kota Malang, sekaligus upaya pengendalian inflasi pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri tahun 2019.
Dalam kesempatan itu, Walikota Malang, didampingi Sekretaris Daerah Kota Malang, Wasto, dan seluruh Tim TPID Kota Malang, mengunjungi Pasar Klojen, Pasar Bunul, distributor UD. Sari Bumi dan distributor UD Surya Kusuma di Pasar Besar, Gudang Baru Bulog, dan Terminal BBM Pertamina Malang.
Walikota Malang Sutiaji menghimbau, agar masyarakat membeli bahan pokok secukupnya sesuai dengan kebutuhan, sekaligus menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di Kota Malang.
“Monitoring ini untuk mengarahkan ekspektasi masyarakat akan ketersediaan bahan pokok memasuki Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2019 di Kota Malang dalam kondisi mencukupi. Sehingga masyarakat tidak berlomba-lomba membeli bahan pokok dalam jumlah yang melebihi kewajaran, yang berdampak kelangkaan dan kenaikan harga,” ungkap Sutiaji.
Saat ini, komoditas bawang putih harus di usai mengalami lonjakan harga fluktuatif. Atas upaya pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi, Kota Malang mendapatkan pasokan bawang putih sebanyak 8 ton, sehingga harga bawang putih di pasaran hari ini telah mengalami penurunan.
“Melalui monitoring kali ini dapat diketahui bahwa ketersediaan bahan pokok di Kota Malang saat bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri dinilai aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Memang ada perbedaan harga di tiap penjual karena harga kulaknya memang beda. Itu wajar, kan pembeli yang berhak memilih,” jelas pria nomor satu di Kota Malang ini.
Dari penelusuran di kedua pasar tradisional, umumnya permintaan sembako dan komoditas di awal Ramadan mulai terlihat naik sekitar 10-20 persen. Seperti permintaan daging ayam potong naik lantaran sebelumnya sempat menyentuh di angka Rp 37 ribu turun menjadi Rp 34-35 ribu per kilogram. Meski stok ayam kampung sempat kosong 3 hari. Sementara harga daging sapi super Rp 115 ribu per kilogram, dan daging sapi rawon Rp 100 ribu per kilogram.
“Permintaan naik, biasanya sehari cuma 1 ekor sapi, sekarang bisa 2 ekor sapi atau sekitar 4 kwintal,” ungkap Umi Kulsum.
Sementara, di Pasar Bunul harga ayam potong menanjak naik, dari Rp 28 ribu, menapak Rp 32 ribu, dan sekarang Rp 34 ribu per kilogram. Sementara bawang merah dan bawang putih cukup bervariasi, mengingat para penjual mengambil dari agen/tengkkulak yang berbeda.
Variatif bawang merah mulai Rp 25-30 ribu, sementara bawang putih Rp 38-45 ribu. “Harga kulaknya memang beda mas. Kalau stok menipis, terpaksa kami campur agar harganya di tengah. Seringkali harga kulaknya naik turun, kami jual harga tetap. Untuk telor turun Rp 22-23 ribu. Beras tetap Rp 11 ribu, terigu 8 ribu,” jelas Yuli, salah satu pedagang pasar Dinoyo. (rhd/yan)