Surabaya
Wawali: Madura Jangan Jadi Penyangga Surabaya
Diskusi Suramadu dan Masa Depan Madura
Memontum Surabaya – Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya Whisnu Sakti Buana menegaskan agar Madura tidak menjadi penyangga Surabaya. Sebaliknya, bagaimana Madura bisa memanfaatkan Surabaya terkait adanya jembatan Suramadu.
Ini disampaikan Whisnu Sakti saat diskusi bertema Suramadu dan Masa Depan Madura, di ruang redaksi Jawa Pos, di lantai 4 Graha Pena, Senin (4/2/2019). Selain Wawali Surabaya, turut hadir Bupati Pamekasan Badrut Tamam, Bupati Sampang Slamet Junaidi, Ketua DPRD Bangkalan Imron Rosyadi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumenep Yahya Kristianto, Dekan Fakultas Informasi dan Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokhim Abdussalam, serta pihak Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Diskusi dipandu Suko Widodo, pakar komunikasi sekaligus Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga (UNAIR).
“Kalau bicara konsep pembangunan, Madura jangan jadi penyangga Surabaya. Surabaya sudah terlalu berat. Bagaimana Surabaya bisa dimanfaatkan Madura terkait adanya jembatan Suramadu,” Whisnu mengawali paparan.
Whisnu yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya blak-blakan soal keluhan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) yang sering dialamatkan kepadanya. Dimana BPWS mengeluh soal tidak terserapnya anggaran untuk pembangunan kaki Suramadu sisi Surabaya. Dana itu selalu kembali ke pemerintah pusat karena tak direspon oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Sering disambati BPWS karena anggaran selalu balik ke pusat karena Surabaya tidak mau terima. Itu kebijakan kepala daerah (Wali Kota Surabaya, red). Cita-cita Surabaya ingin ada percepatan pembangunan di Madura. Faktanya urban dari Madura ke Surabaya lebih besar. Di Surabaya utara banyak penduduknya dari Madura. Seharusnya Surabaya adalah pasar atas pembangunan di Madura,” papar Whisnu yang diangkat sebagai sesepuh Bonek Mania.
Madura, kata Whisnu, bisa menjadi jalur perdagangan seiring adanya jembatan Suramadu. Namun kini warga Madura yang ingin maju secara ekonomi selalu ‘hijrah’ ke Surabaya dan kota besar lain di Indonesia. Ini disesalkan lantaran keberadaan jembatan bisa menjadi koneksifitas untuk pengembangan Madura.