Surabaya
Cegah Korban DBD Terus Bermunculan, Risma Libatkan 5.116 Kader
Memontum Surabaya – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya terus bermunculan kendati sempat mengalami penurunan. Kendati demikian, Pemerintah Kota Surabaya kini terus berupaya menanggulangi penyakit tersebut dengan berbagai macam cara yang melibatkan masyarakat.
Yakni dengan melibatkan 5.116 kader Ibu Pemantau Jentik (Bumantik), Rumantik (Guru Pemantau Jentik), Siswa Pemantau Jentik (Wamantik), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan pihak kecamatan.
Dengan adanya ribuan kader itu, Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya menjelaskan, jika dari jumlah tersebut dapat ditekan dan saat ini mengalami penurunan.
“Jadi Bumantik ini memantau di kampung, Wamantik itu mantau di sekolah. Dan setelah menemukan adanya jentik nyamuk, kemudian dilaporkan ke Lurah. Setelah itu, Lurah melaporkan ke saya, pada hari itu juga,” ujar Risma usai apel gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Jumat (1/2).
Di Surabaya sendiri sudah terdapat dua kecamatan tertinggi jumlah kasus DBD, yakni Kecamatan Tandes dan Wonokromo. Di saat apel berjalan, Risma pun memanggil Dodot Wahluyo (Camat Tandes) dan Tomi Ardiyanto (Camat Wonokromo) maju ke depan podium untuk disetrap sembari mendengarkan Risma berpidato hingga apel selesai.
“Ayo, kedua kecamatan ini yang tertinggi kasusnya, tolong terus untuk di pgerakkan kader-kadernya. Buktikan kalau bisa memberantas DBD. Bila perlu, dikasih rambu-rambu nyamuk dilarang masuk Surabaya,” tegasnya.