Kota Malang
Wawali : Sinergi Koperasi dan E-commerce Kuatkan Ekonomi Pancasila
Memontum Kota Malang – Saat ini ideologi bangsa menghadapi tantangan yang sangat besar. Terlebih ekonomi global juga lebih banyak bertumpu kepada nilai-nilai pasar yang sangat liberal. Idiom siapa kuat, maka dia yang akan menguasai pasar. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri, dan mau tidak mau kita harus hadapi.
“Disisi lain, Pancasila sebagai dasar negara, telah menjadi kesepakatan sebagai idiologi bangsa. Secara terminologi haruslah mampu menuntun kita semua dalam mengarusutamakan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan juga hubungan internasional,” ungkap Bung Edi, sapaan Wakil Walikota, dalam sambutan Seminar Nasional Menggali Nilai-nilai Ekonomi ke-Indonesiaan Berbasis Pancasila, di Gedung Graha Cakrawala Malang, Selasa (29/1/2019), yang diinisiasi oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM).
Di bidang ekonomi, lanjut Bung Edi, nafas penting dari Pancasila telah tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945. Bahwa perekonomian bangsa diletakkan pada sendi-sendi kerakyatan, kebersamaan dan kegotongroyongan. Rujukannya, ekonomi koperasi dengan turunannya adalah ekonomi kerakyatan yang termanifestasi pada kelompok UMKM.
“Namun demikian, realita pasar menggambarkan bahwa sektor koperasi masih pada posisi yang belum begitu kuat dalam pertarungan pasar global. Pun demikian, dengan sektor UMKM. Kedua institusi ekonomi tersebut seringkali dihimpit oleh bisnis-bisnis usaha yang bersifat konglomerasi, dan kini juga dihadapkan dengan pertumbuhan e-commerce atau pasar berbasis online,” bebernya.
Harapannya, ada satu rekomendasi kuat bagi model perekonomian nasional yang tidak lepas dari nilai nilai pancasila, dan mampu bertarung secara kompetitif di dalam pasar global, harus dibangun satu kolaborasi kuat antara pebisnis kuat dengan UMKM, jangan ada yang kuat melemahkan kelompok ekonomi mikro. “Inilah esensi dari ekonomi berbasis Pancasila,” tegas Bung Edi.
Ketua Panitia, Dr. Puji Handayati, SE, AK, CA, CMA, mengatakan tujuan seminar ini untuk memberikan warna ideologi Pancasila kepada mahasiswa. Senada Bung Edi, dengan kemajuan teknologi luar biasa saat ini, harus tetap mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila.
“Ojo sampai lali jawane, artinya jangan sampai lupa jati dirinya. Jika tidak dilakukan terus, lambat laun Pancasila akan kehilangan jati dirinya. Karena informasi dan budaya luar tersebut tak dapat dielakkan,” jelas Puji
Menurut Kaprodi S2 Akuntansi UM ini, perkembangan peradaban saat ini luar biasa. Adanya liberalisme menjadi dorongan kuat terhadap perekonomian. Sehingga harus ada benteng kuat yang diberikan kepada mahasiswa. “UM sebagai laboratorium Pancasila Indonesia, memiliki tanggung jawab terhadap hal ini,” ungkap Ketua IAI Komisariat Malang, sembari menambahkan seminar diikuti 1.300 mahasiswa S1 hingga S3, baik nasional dan asing dari Turbekistan, Mesir, Palestina, dan lainnya. (rhd/yan)