Kota Malang
250 Karya Lukis ‘Bencana’ Dipamerkan di DKM Kota Malang

Memontum Kota Malang – Sekitar 250 karya seni rupa lukisan dari 124 seniman Jawa Timur dan Yogyakarta, dipamerkan di gedung Dewan Kesenian Malang (DKM) Jalan Mojopahit 3 Kota Malang, mulai Sabtu (03/09/2022) hingga Senin (12/09/2022) mendatang. Kurator pameran, Akhmadi Budi Santoso, menyampaikan bahwa tema dari pameran tersebut yakni Paint it Black.
Dijelaskan oleh Budi, Paint it Black sendiri memiliki arti sebuah musibah atau bencana. Karena, saat ini pandemi Covid-19 sedang melanda dan merupakan suatu masalah bagi masyarakat. Sehingga, tema tersebut diambil dan sebagai bentuk eksplorasi seniman memaknai, menanggapi dan menggambarkan terjadinya bencana dalam kehidupan ini.
“Pandemi itu masalah serius yang terjadi dan menyebabkan kerugian sangat besar bagi kemanusiaan, sehingga tema tersebut kami ambil dalam pameran,” jelas Budi, Rabu (07/09/2022) tadi.
Melalui pameran tersebut, seniman bisa menyuarakan kepedihan yang menandai beban tak terkatakan, lalu mengamati tragedi dengan tatapan tenang dan jauh, mengajak retropeksi atas terjadinya bencana, dan memandang dengan kritis atas terjadinya musibah.
Baca juga:
- Viral di Medsos karena Minta Tarif Rp 200 Ribu, Tukang Tambal Kota Malang Beri Klarifikasi
- Delapan Remaja SMP Terlibat Dugaan Pencurian Buah Dimediasi Polisi RW Polsek Panji Situbondo
- Kota Malang Raih Peringkat Pertama Transaksi Jatim Bejo, Wali Kota Sutiaji Sampaikan UMKM Mamin Terbanyak
- Komplotan Pelaku Pencurian Susu Anak di Trenggalek Dibekuk Petugas
- Jembatan Kerap Jadi Sasaran Bunuh Diri, Wali Kota Malang Usulkan Pengaman untuk Antisipasi
“Melalui lukisan itu juga menggambarkan cita-cita dan harapan yang mencakup keinginan untuk rekonstruksi dan kehidupan menjadi lebih baik di masa mendatang,” lanjutnya.
Dengan mengusung tajuk Paint it Black, peserta pameran menyertakan karya lukisan dengan format 50 x 40 cm untuk menggambarkan peristiwa kelam terjadinya bencana. Paint It Black, diambil dari lagu kelompok cadas Rolling Stone (1966) yang menggambarkan ungkapan duka mendalam dan rasa marah atas kehilangan seseorang.
“Lewat pameran ini setidaknya ada harapan karya yang bisa berkontribusi menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Dimana kita bisa mendengarkan penderitaan dan tragedi manusia, lalu mengambil tindakan nyata, demi membangun kesadaran untuk peduli dan pencegahan dalam menghadapi bencana,” katanya.
Saat memontum.com mengunjungi pameran tersebut, antusiasme masyarakat Kota Malang sangat luar biasa. Pasalnya, bukan hanya mahasiswa saja yang ingin mengetahui pameran tersebut, namun juga para pelajar serta masyarakat umum.
“Alhamdulillah antusias masyarakat luar biasa sejak hari pertama, sampai dengan hari ini. Ini kita buka mulai dari jam 09.00 pagi hingga 21.00 WIB,” imbuhnya. (rsy/sit)

-
Hukum & Kriminal3 hari
Identitas Pria Bunuh Diri di Jembatan Suhat Terungkap, 2022 Pernah Coba Lakukan Aksi Serupa
-
Hukum & Kriminal2 minggu
Dua Pelaku Curanmor Diamuk Massa di Alun-alun Kraksaan Probolinggo
-
Kota Batu1 minggu
Pembangunan Pasar Induk Among Tani Kota Batu Rampung dan Siap Ditempati, Pelaksana Lakukan Perawatan
-
Hukum & Kriminal3 hari
Bunuh Diri dengan Melompat dari Jembatan Suhat, Tubuh Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mati Terbawa Arus
-
Lumajang2 minggu
Bupati Lumajang Terima Anugerah Upakarti Tinarbuka Artheswara untuk Kategori Bupati
-
Kota Batu1 minggu
Penempatan Pasar Induk Among Tani Dilakukan Bertahap, 1.097 Pedagang Pasar Pagi harus Menunggu
-
Kabar Desa2 minggu
Memo X Tulungagung Turut Sukseskan Halal Bihalal dan Peresmian Masjid An-Nur
-
Hukum & Kriminal2 minggu
Gegara Anak, Sang Orang Tua di Probolinggo Dilaporkan Dugaan Kekerasan