Pendidikan
Sabrina Holl Motivasi Ratusan Pelajar Smamita Raih Beasiswa ke Jerman
Memontum Sidoarjo – Mahasiswi asal Frunkfurt Jerman, Sabrina Holl kembali menemui ratusan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah I Taman (Smamita). Jika dua tahun lalu, Sabrina Holl mengajar para siswa dan siswi di SMA Favorit ini, kali ini justru memberikan motivasi agar para pelajar yang bakal lulus Tahun 2020 ini, mampu melanjutkan perkuliahannya ke Jerman melalui jalur prestasi dan beasiswa.
“Saya ingin balik kesini (Smamita) karena orang-orangnya baik-baik. Apalagi saya punya janji mau kembali ke Smamita jika ada acara di sekitar Asia maupun Indonesia,” terang Sabrina Holl kepada Memo X, Selasa (10/12/2019).
Lebih jauh, kata Sabrina saat datang ke Smamita kali ini ada yang berbeda drastis. Yakni saat dua tahun lalu ke Smamita bangunan sekolahnya masih bangunan lama 2 lantai. Namun kini, bangunan sekolahnya 8 lantai dan setiap kelas menggunakan AC.
“Saat kesini dulu bangunan sekolah masih belum sebagus ini. Tapi, sekarang bangunannya sangat bagus. Makanya saat saya ke Bali dan Lombok kemarin mampir 4 hari disini,” imbuhnya.
Bagi Sabrina jika saat ini dirinya tidak mengajar para siswa siswi, akan tetapi memberikan motivasi dan penjelasan agar para pelajar Smamita dapat meraih beasiswa ke Jerman. Terutama bagi kelas 12 yang hendak melanjutkan kuliah keluar negeri.
“Karena sangat mudah untuk mendapatkan bea siswa ke Jerman. Yang penting ada niat dan berani merealisasikan aplikasi mendapatkan bea siswa itu,” tegas mahasiswa S2 di Australia dan Jerman ini.
Sementara salah satu siswa kelas 12 IPA 2, Rubben Attala mengaku merasa sangat tertarik dengan sejumlah aplikasi peluang beasiswa studi ke Jerman itu. Apalagi, sudah mendapatkan penjalasan detail cara meraih beasiswa dengan tujuan Jerman itu melalui penjelasan Sabrina Holl yang tak lain mahasiswi University of Applied Sciences Hochschule Hof
Global (Jerman) dan University of The Sunshine Coast Master Manajemen (Australia).
“Pokoknya saya tertarik. Apalagi, tadi dijelaskan berapa bilai beasiswanya berapa biaya pendidikan dan beaya hidup sehari-hari di Jerman. Mudah-mudahan bisa menembus bea siswa itu,” pintahnya.
Waka Kesiswaan Smamita, Edwin Yogi Laayrananta berjanji bakal membuka kerjasama dan pertukaran pelajar dengan negara-negara di Eropa. Selama ini kerjasama itu hanya ditingkat Asia. Yakni mulai Malaysia, Singapura dan Jepang.
“Mudah-mudahan, tahun-tahun berikutnya kami bisa mendatangkan para guru dari Eropa maupun Amerika agar kerjasamanya tidak hanya terfokus di Asia saja,” pungkasnya. Wan/yan