Pemerintahan
Begini Cara Novita Hardiny Aktifkan Peran PKK Desa
Memontum Trenggalek – Adanya berita viral terkait Bantuan Sosial yang tidak tepat sasaran di salah satu media televisi nasional menjadi sebuah pembelajaran yang berharga bagi semua unsur pemerintahan di Kabupaten Trenggalek.
Bukan perkara benar tidaknya pemberitaan ini, melainkan sudahkah informasi yang benar itu tersampaikan dengan baik sampai keakar rumput.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardiny Mochamad meminta kepada jajarannya supaya PKK bisa menjadi corong informasi yang benar untuk masyarakat. Sebanyak 10 rencana aksi dalam gerakan berjarak diharapkan bisa menjadi ujung tombak pemerintah dalam ikhtiar melawan pandemi Corona 19 yang terjadi.
“Informasi yang tersampaikan dalam pemberitaan media televisi tersebut timbul karena ketidaktahuan akan proses yang harus dilalui akan bansos ini,” ungkap Novita saat dikonfirmasi, Jumat (08/05/2020) siang.
Hal tersebut dirasa cukup bijak. Dan pihaknya juga tidak menyalahkan narasumber dalam media televisi tersebut. Meskipun yang bersangkutan telah memalsukan identitas dan mengarang kondisi yang tidak benar. Kejadian ini justru dijadikan pembelajaran untuk mengkoreksi diri kedalam.
“Kita harus paham dulu bahwa, ketidaktahuan pengetahuan itu berdampak terhadap keberlangsungan kehidupan di masyarakat itu sendiri,” tegasnya.
Jika informasinya masih sedikit, terus pengetahuannya masih sedikit itu pasti menimbulkan kebingungan publik yang akan menimbulkan banyak sudut pandang yang bias sehingga tentu dapat menghambat tidak hanya kinerja semua instansi yang ada. Namun juga menimbulkan keresahan warga sekitarnya.
“Kami Tim Penggerak PKK berharap dengan 10 aksi gerakan berjarak ini bisa menyamakan sudut pandang, menyamakan materi, menyamakan informasi yang penting sesuai kebutuhan harus disampaikan ke masyarakat,” kata Novita.
Dikatakan istri Bupati Trenggalek ini, mengingat informasi terkait hal-hal mengenai penanganan Covid 19 ini adalah kebutuhan dasar masyarakat, sehingga masyarakat ketika diedukasi akan mencerna edukasi itu dengan baik.
“Dengan edukasi yang baik tentunya pola kerja otak akan dapat menerima dengan baik pula, sehingga dalam mencerna sebuah informasi akan lebih obyektif terhadap upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten,” jelasnya.
Perlu diketahui, sesuai laporan dari pendamping lokal desa, Heri Purwaningtyas narasumber ini bukanlah tukang kebun disalah satu sekolah melainkan operator disalah satu sekolah yang tetap mendapatkan intensif setiap bulan meskipun jumlahnya sedikit.
Terus visual kondisi rumah yang ada dalam pemberitaan merupakan rumah kosong disamping rumah yang bersangkutan. Aslinya kediaman yang bersangkutan bangunan tembok dua lantai. Kondisi ini yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lolos identivikasi penerima BLT dana desa.
“Artinya yang bersangkutan sudah pernah didaftarkan dalam daftar calon penerima BLT DD, namun karena kondisi rumah yang bagus akhirnya tidak lolos identifikasi,” pungkas Novita.
Menyikapi hal ini, pemerintah desa mengambil langkah lanjut dan mengikutkan yang bersangkutan dalam program padat karya kegiatan fisik desa. Per Kamis (07/05/2020) yang bersangkutan sudah bekerja untuk membuat ruang isolasi untuk pemudik desa. (mil/oso)