Kota Malang
Dengan Webinar Berharap Ada Peningkatan Input di ITN
Memontum Kota Malang – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-52 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Dewan Pengawas (Dewas) ITN agendakan webinar, Rabu (13/01). Dengan tajuk “Meningkatkan Institut Teknologi Nasional Malang Berbasis Peningkatan Kualitas Input”, giat ini turut dihadiri secara virtual petinggi civitas akademika ITN Malang.
Diantaranya Rektor ITN, Prof. Dr. Ir. Kustamar, MT, Wakil Rektor I ITN, Dr. F. Yudi Limpraptono, ST., MT, Ketua P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional), Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT., Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) ITN, Ir. Daim Tri Wahyono, MSA., Sekertaris Dewas P2PUTN, Prof. Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT., dan anggota Dewas P2PUTN, Prof. Dr. Eng. Ir. I Made Watana MT.
Dibalik usia yang terbilang tua dan bahkan sudah matang ini, Ketua P2PUTN, Ir Kartiko Ardi Widodo, MT., mengatakan, harus mencermati bahwa tantangan yang dihadapi ITN dewasa ini dan kedepan semakin berat dan menantang. “Terutama peran dalam pembangunan masyarakat yang terus berkembang. Tantangan ini harus mampu dijawab agar keberadaan ITN di dalam masyarakat tidak hanya sekedar nama,” ungkapnya.
Berkaitan dengan hal itu, salah satu program strategis yang perlu dipacu adalah meningkatkan kualitas penyelenggaraan perguruan tinggi. “Dimana salah satu usahanya adalah membekali lulusannya dengan kompetensi tinggi sehingga melahirkan generasi berkualitas dan berkarakter,” tandasnya.
Menurut Kartiko, tantangan menjadi semakin kompleks manakala dihadapkan dengan kondisi pandemi dan program Kampus Merdeka dari Kemendikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).
“Harus diakui bahwa berkat kerja keras sehingga prestasi kampus unggul tahun 2020 bisa diperoleh termasuk diraihnya hasil akreditasi ‘baik sekali’ S2 teknik sipil. Namun tantangan berikutnya adalah bagaimana keunggulan tersebut dapat meningkatkan jumlah penerimaan mahasiswa baru dan kualitasnya. Pasalnya hal tersebut merupakan modal dasar kelangsungan lembaga,” paparnya.
Dirinya menambahkan persaingan ketat dalam dunia pendidikan, baik lini output, proses, dan outcome menjadi barometer penilaian Badan Akreditasi, pemeringkatan perguruan tinggi, dan penilaian masyarakat.
Sehingga diharapkan ada kemauan dan kemampuan seluruh insan ITN untuk melakukan linement pola pandang yang diharapkan akan membuat lebih fokus terhadap arah sasaran dan strategi penyelesaiannya. Disamping itu, terdapat perkembangan situasi dan kondisi pengelolaan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) di Indonesia akhir-akhir ini. Yang membuat prinsip dunia usaha mau tidak mau harus melekat di dalam kelangsungannya.
“Oleh karena itu dalam menjaga sustainable, parameter yang harus diperhatikan adalah perencanaan anggaran yang realitis dan akuntabilitas serta konsisten. Pencapaian target penerimaan dalam kuantitas dan kualitas mahasiswa baru. Kualitas proses dan output para mahasiswa,” tutupnya. (cw1/ed2)