Pemerintahan
PAD Turun Rp 300 Miliar, Wali Kota Malang Optimis Tahun 2022 Perekonomian Naik
Memontum Kota Malang – Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang yang turun sekitar Rp 300 miliar dari proyeksi yang ditetapkan, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memutar otak. Dikatakan Wali Kota Malang, Sutiaji, ke depan demi tercapainya PAD, pihaknya tidak hanya sekedar melakukan inovasi dan optimalisasi.
“Tetapi juga, intensifikasi serta ekstensifikasi,” tegas orang nomor satu di Pemerintah Kota Malang itu, Selasa (12/10/2021).
Beberapa upaya akan digeber oleh Pemkot Malang, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). “Contoh saja untuk ekstenaifikasi, kita sudah punya e-tax, tapi belum maksimal dan belum seluruhnya. Nah ini yang harus kita kuatkan. Terus masuknya sekarang kita masih pada sistem manajemen di dalam Wajib Pajak (WP),” terangnya.
Dirinya menuturkan, bahwa ekonomi Kota Malang sempat terpuruk di bidang perdagangan dan jasa karena pandemi Covid-19. “Sehingga mau tidak mau, pasti turun,” sambungnya.
Baca juga:
- Pemkab dan Bea Cukai Malang Gencarkan Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal Via Kesenian Bantengan
- Sekda Kota Malang Ingatkan Pentingnya Peran Arsitek Lanskap dalam Pembangunan Berkelanjutan
- Peringati Hari Jadi, Pemkab Gelar Jombang Culture Carnival yang Diikuti 40 Peserta
Bahkan, tambahnya, beberapa waktu lalu pendapatan Pajak Daerah dari segi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), saja yang masih bertahan. “Sementara pendapatan lainnya, seperti resto, hotel menurun. Padahal, dari situ yang pemasukannya termasuk banyak. Pajak Reklame juga turun tetapi tidak begitu banyak,” jelas pemilik kursi N1 tersebut.
Bahkan selain PAD, Wali Kota Sutiaji mengungkapkan, ada beberapa pos Pendapatan Daerah yang menurun. Seperti Dana Transfer maupun Dana Bagi Hasil.
“Tetapi saya punya keyakinan, bahwa ekonomi kita akan bangkit. Hal ini juga seiring dengan paparan Covid-19 atau positifity rate Kota Malang yang rendah. Selain itu, diharapkan meski wilayah aglomerasi makin banyak, kita bisa masuk ke level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ideal,” terangnya.
Optimisme itu, diungkapkannya, ibarat bola kasti yang makin keras lemparannya maka akan semakin tinggi pantulannya. “Mudah-mudahan di tahun 2022 ekonomi kita mengalami lompatan yang luar biasa. Kemarin kita terpuruk ke dalam karena pertumbuhan ekonomi minus, nanti Insyaallah munculnya akan lebih tinggi,” terang Sutiaji. (hms/mus/sit)