Kota Malang
Antisipasi Inflasi Jelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Langkah Strategis
Memontum Kota Malang – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Pemerintah Kota Malang melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar High Level Meeting (HLM), Rabu (18/09/2024) tadi. Itu dilakukan, untuk menjaga harga komoditas agar tetap stabil.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menyampaikan bahwa menjelang Pileg atau Pilpres lalu, ada beberapa kendala yang pasti dihadapi. Sehingga, itu mempengaruhi angka inflasi. Di Kota Malang sendiri saat ini angka inflasi sudah cukup baik.
“Angka inflasi Kota Malang 1,83 m to m (mount to mount), sekarang 1,88 m to m. Ini menunjukkan ada peningkatan daya beli terhadap masyarakat Kota Malang. Kalau turun terus kasian pelaku usaha daya belinya kurang. Saya berharap angka itu nantinya tetap terjaga agar ideal,” kata Pj Wali Kota Iwan, Rabu (18/09/2024) tadi.
Sehingga, diharapkan melalui HLM tersebut ada beberapa langkah strategis dan konkret yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi pengendalian inflasi pada Pilkada Serentak. Apalagi, menurutnya juga terjadi daya beli yang cukup tinggi terhadap sembako.
Baca juga :
“Nah ini kan bisa terjadi kekurangan bahan pokok sembako di lapangan atau pasar. Karena diborong untuk diberikan kepada masyarakat pra sejahtera. Sehingga jangan sampai habis di pasaran, apalagi masyarakat tidak semua menerima bantuan,” ujarnya.
Apabila terjadi kelangkaan Sembako di lapangan, menurutnya akan terjadi peningkatan harga. Sehingga keterjangkauan harga dan ketersediaan bahan pokok harus terus dijaga.
“Jangan sampai Pilkada memberikan dampak terhadap inflasi, kalau kita tidak mengantisipasi langkah-langkah strategis. Untuk stok sejauh ini aman karena baru akan kampanye di 25 September mendatang dan setelah kampanye itu yang harus kita jaga. Makanya HLM ini untuk antisipasi langkah-langkah itu supaya lebih terjaga pengendalian inflasinya,” jelasnya.
Untuk komoditi yang perlu diwaspadai, menurutnya mulai dari beras, minyak goreng, gula dan sebagainya. Kota Malang sendiri menurutnya juga bukan sebagai kota yang memproduksi Sembako, namun supply dari daerah lain.
“Itu juga menyebabkan tingkat potensi harga melonjak dan itu pasti karena kita bukan yang memproduksi. Kalau untuk beras dan cabai kita punya lahan untuk produksi, itu akan cepat diintervensi dan harga lebih murah. Kalau supply dari wilayah lain itu yang mengakibatkan potensi harga tinggi, sehingga mengakibatkan inflasi tidak terkendali dengan baik,” imbuh Pj Wali Kota Iwan. (rsy/sit)