Sidoarjo
Prihatin Kenakalan Pelajar, 400 Guru SMA Swasta Sidoarjo Dibekali Pendidikan Karakter
Memontum Sidoarjo — Sekitar 400 guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta se Kabupaten Sidoarjo dibekali pendidikan berkarakter dalam Workshop yang digelar di Aula SMA Muhammadiyah 2 (SMAMDA) Sidoarjo, Kamis (02/11/2017).
Pemberian bekal dalam workshop dan pelatihan yang digelar Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Swasta Kabupaten Sidoarjo ini, dilatarbelakangi karena keprihatinan atas kenaikan angka kenakalan remaja khususnya di kalangan pelajar.
‘Ada 918 guru dan 54 Kepala Sekolah (Kasek) swasta. Tapi yang ikut tahap pertama ini sekitar 400 guru dan sisanya diikutkan pada pelaksanaan acara tahap kedua,’ terang Ketua MKKS SMA Swasta Sidoarjo, Sukarno kepada Memo X, Kamis (02/11/2017).
Lebih jauh pria yang menjabat Kepala SMA Antartika Buduran ini menjelaskan workshop itu, salah satunya membahas masalah kenakalan remaja. Hal itu khususnya di kalangan pelajar karena terpengaruh media sosial (medsos), teknologi informasi berupa hand phone (HP) canggih Gadged dan pergaulan yang negatif di kalangan pelajar.
‘Untuk mengantisipasi kenakalan remaja ini para guru yang tergabung MKKS se Kabupaten Sidoarjo diberi materi pendidikan karakter yang nantinya akan diterapkan kepada semua siswa dan semua sekolah. Kalau karakter siswa, guru, dan kasek baik dan bagus akan semakin mengurangi angka kenakalan remaja,’ imbuhnya.
Menurut Sukarno melalui workshop ini diharapkan mampu mencegah kenakalan remaja khususnya di kalangan pelajar. Selama ini, para pelajar adalah generasi penerus bangsa yang patut diberikan ilmu yang positif yang kuat karakter keagamaan dan nasionalismenya.
‘Pencegahan kenakalan remaja di kalangan pelajaran ini melalui materi pembelajaran pendidikan karakter di semua mata pelajaran yang diberikan ke siswa,’ tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Sukarno para guru akan memberikan pendidikan dasar moral yang berlandaskan agama dan pengawasan penggunaan internet pada waktu jam sekolah. Hal itu untuk mengurangi pengaruh negatif dan pengaruk buruk lainnya.
‘Tujuan akhirnya menjadikan para pelajar dan alumnus yang berkarakter. Apalagi kemarin ada pelajar-pelajar SD dan SMP yang merokok menggunakan rokok elektrik. Itu harus dicegah dan dibendung,’ pungkasnya. (wan/yan)