Kabupaten Malang

Musim Hujan Mundur, BPBD Kabupaten Malang Terus Gelontor Air Bersih

Diterbitkan

-

Musim Hujan Mundur, BPBD Kabupaten Malang Terus Gelontor Air Bersih

Memontum Malang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang terus melakukan pengiriman air bersih kedaerah terdampak kekeringan. Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan, hari ini pihaknya mengirimkan bantuan air bersih ke Desa Kemiri Kecamatan Jabung. Dalam pengiriman bantuan air bersih hari ini, ia menjelaskan sebayak 3 tangki air bersih berkapasitas masing-masing 5.000 liter air didistribusikan ke Desa Kemiri.

“Hari ini kami mulai mengirimkan bantuan air bersih ke Desa Kemiri. Setelah sebelumnya kami mengirim ke Desa Jabung Kecamatan Jabung selama 6 hari dengan jumlah yang sama, yakni 3 tangki per hari dengan volume 5.000 liter air setiap tangkinya,” ujar Bambang, Senin (1/10/2018) siang.

Berdasarkan keterangan tersebut, tercatat hingga saat ini kurang lebih 90.000 liter air didistribusikan ke daerah yang membutuhkan supply air bersih yang terdampak kemarau panjang. Juga dijelaskan,bahwa kondisi kemarau panjang seperti ini tidak bisa disamakan kondisi nya untuk setiap tahun.

“Setiap tahun kondisinya tidak bisa disamakan, dan kami berusaha untuk siap jika sewaktu waktu ada permintaan bantuan air bersih dari warga yang membutuhkan,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klimatologi, Karangploso, Kabupaten Malang, memprediksi, musim kemarau akan terus terjadi hingga Oktober 2018. Prakirawan BMKG Karangploso, Hana Amalina menjelaskan, bulan Oktober diprediksikan sudah mulai masuk musim peralihan. Pada bulan ini juga, cuaca menjadi lebih panas.

“Puncak musim panas terjadi di bulan Oktober. Suhu diprediksi masih berada di sekitar 32° Celcius. Tidak sampai yang ekstrem,” saat ditemui beberapa waktu lalu. Hana menjelaskan, awal musim hujan tahun ini memang mundur. Diperkirakan, wilayah Jawa Timur mulai masuk musim hujan pada bulan November. “Sebagian besar masuk bulan November,” katanya.

Lebih lanjut ia menambahkan, mundurnya musim hujan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lokal. “Dalam artian faktor lokal yaitu meliputi topografi wilayah, kondisi angin dan karakteristik daerah masing-masing.

“Untuk di Jawa Timur, berdasarkan monitoring hari tanpa hujan (HTH) yang dilakukan terakhir 20 September lalu, daerah paling kering di Jawa Timur adalah Glagah dan Kawah Ijen, Banyuwangi,” terangnya kepada awak media.

Advertisement

Untuk kawasan paling basah, ia melanjutkan, berdasarkan hasil monitoring HTH pada tanggal 20 September lalu, terjadi di Pacitan. Curah hujan di tempat ini paling tinggi jika dibandingkan dengan daerah lainnya.

“Mencapai 76 milimeter curah hujannya. Nanti, sepuluh hari setelah monitoring terakhir, kami akan melakukan monitoring selanjutnya,” tegasnya.(sur/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas